Showing posts with label kumpulan puisiku. Show all posts
Showing posts with label kumpulan puisiku. Show all posts

Tuesday, July 24, 2012

PUISI-PUISI JULI 2012 III

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.


MENDEKATIMU


Selalu ada kegaguan yang canggung
tiap kali aku datang mendekatiMu
ada sejuta tanya
yang tiada mudah dijawab
selalu ada teki-teki dan misteri
di balik mana Engkau berdiam.
Tetapi aku tidak putus asa
dalam kembara ini.
Setelah lama berkelana dalam theologia
kuputuskan untuk tidak lagi mengimanimu
dalam canda dan tawa dan jenaka
terasa lebih ramah dan indah.
Mudah rasanya bicara DENGAN-MU
daripada bicara TENTANG-MU.
Karena selalu ada kabut misteri kelam.
Mungkin karena Dikau bertahta
dalam cahaya yang tiada terhampiri
tetapi sekaligus juga
dekat sekali di sini.
Yakni di hati.

Puisi lama, Bandung, November 2003.


DESAU RISAUKU I

Desau risauku
tiada mampu membubarkan gumpalan badai
yang sudah lama menunggu
di balik pintu tanggul sanubariku
yang gagal menancap pisau cinta
di hatimu yang tampak seperti mendamba
namun jumawamu tampak seperti membungkus dambamu
yang sejatinya sedang membara.
Soalnya aku dapat merasakan
pancar-pancar arus bawah rasa jiwamu kepadaku.
Ah desau risauku
hanya bisa berhenti
menggumpal menjadi galau yang kacau
yang hanya bisa berharap
pada pancar-pancar kalau-kalaumu
yang tiada pernah menjadi nyata.

Yogya, 15 April 2012


DESAU RISAUKU II

Desau risauku
membelah sunyi
mencoba meraba pesona cantikmu
dalam gelap malam...
ah, cinta hanyalah pancaran yang mendera
sekadar membawa lara dan sara
membawa bara-bara baru
dalam tungku asmaraku yang tiada kesampaian...
cinta memang terkadang harus berhenti
pada titik di seberang tebing hati
dan kita pun hanya bisa saling memandang
dari kejauhan....
berharap ada yang terawang
antara hati kita yang tiada jarang
terserang hawa gasang.

Yogya, 15 April 2012

Tuesday, July 17, 2012

PUISI-PUISI JULI 2012 II

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.


DE WAAL

Arusmu mengalir tenang, abadi,
dan di sana terpantul langit dan cakrawala
yang sebentar biru, sebentar kelabu, dan berawan,
dan hatiku yang memandangmu
sering sekali teraduk-aduk dalam sebuah melankoli kosmis,
ah ternyata aku menyatu dengan alamku
aku adalah bagian dari alam sekitarku.
Irama alamku bergema gaung
dalam relung-relung terdalam kalbuku.
Medan magnetik menggelora
di antara jagat gedhe dan jagad cilik.
Tiada terhindarkan.

Puisi lama. Nijmegen, 2002. Di tepi sungai Waal.


RUMAH KATA
Kucoba membuka ruang
kata-kata dan tersingkaplah sang ada,
betapa ajaib itu rumah kata dan bahasa
bisa menampung dan menyimpan sang ada.
Saya pun bisa bercengkerama
dengan sang ada dan makna
dalam dan karena kata-kata.
En arche een ho logos....

Puisi Lama, Bandung, 2003.


BAYU
Kemarin
bayu itu berlalu begitu kencang
sampai-sampai pucuk-pucuk rerumputan
yang rindu dibelai
tiada sempat menikmati
karena cepat sekali
ia buru-buru pergi lagi.

Hari ini
bayu itu datang begitu lembut
hingga seperti tiada berdaya
menyeka sisa-sisa debu
yang melekat mengendap pada embun pagi
yang sudah lama menguap
hingga hanya menyisakan pengap.

Entahlah esok
seperti apa ia datang
hanya saja saya berharap
ia masih tetap datang
sebab aku rindu pada hadirnya
yang entah bagaimana
selalu bermakna seribu bagiku
yang merindu
bunyi desah rilih
buluh perindu.

Puisi lama, Marian Polis Center, Tagaytay City, Februari 2005.

Tuesday, July 3, 2012

PUISI-PUISI JULI 2012 I

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.


ILHAM SUCI


Kucoba tangkap percik-percik ilham suci itu
dalam cakrawala imajinasiku
kucoba tuangkan dalam jejaring kata-kata dan bunyi
tetapi semua terasa seperti sia-sia belaka
karena yang terekam ternyata hanya sejumput saja
serasa antenaku goyang-goyang tak tentu arah
sementara ada prahara yang lewat
seakan-akan sedang mengacak isyarat makna
sinyal-sinyal transendensi dan imanensi...
tiada mudah ditangkap
tiada mudah dituang
dalam kata-kata
yah mungkin semua harus tetap dibiarkan
melayang-layang bagai eter di angkasa
tiada perlu kita perkosa dan belenggu
dengan penjara kata-kata kita
dan penjara kata-katamu,
kata-kata kita yang serba angkuh
dan terkadang tak tahu batas diri.

Ketika aku tiada lagi mencoba
memasang jaring verbalku
semua terasa menjadi indah
dan terasa sangat banyak yang datang
bertandang menghampiriku.
Ilham suci rupanya harus ditangkap dengan bahasa sunyi
karena sejatinya memang ia adalah sunyi,
berdiam dalam singgasana sunyi
yang tiada terhampiri.

Puisi lama, Bandung, April 2005.


RUANG-RUANG SUNYI

Kemarin kucoba buka ruang sunyi
dalam relung-relung kalbuku
yang jarang-jarang kukunjungi
dalam waktu-waktu sadarku.
Di sana ada juga keindahan.
Tidak jarang ada yang indah
di dalam apa yang terlalu sering kita sepelekan.
Kemarin kucoba buka ruang sunyi
dalam relung-relung kalbuku
dan kudapatkan sejuta makna di sana.

Puisi lama. Taipei, November 2002.


HUJAN RINTIK-RINTIK

Di luar hujan rintik-rintik
terdengar nada-nada lirih
seperti sedang merintih
melengos masuk lewat cela kaca jendela.

Di dalam terdengar nada-nada sendu,
lalu hati pun seperti terhanyut
dalam melankoli murung.
Ah, andaikan murung itu tiada.
Ah, andaikan tiada itu murung
mungkin kicau burung
akan selalu terdengar ceria
di telinga hati kita.

Puisi lama, Tegal Jaya, Denpasar, Februari 2007.

Thursday, June 28, 2012

PUISI-PUISI JUNI 2012 III

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.


SUNYI MALAM PAGI


Entah racun apa yang telah masuk dalam ragaku malam ini
hingga mataku tetap saja terbelalak
hingga jam dua dan tiga dinihari
menatap kekelaman malam
mencoba meraba sunyi
lewat denyut-denyut jantung malam yang lewat
lambat-lambat pada titik-titik embun
yang jatuh menetes berirama
di pelimbahan air atap rumah ini.
Trasa sangat sunyi
karena drama bunyi itu
yang sejatinya tiada pernah gemuruh
dalam jatuh dan luruh.

Seminari Damian, Bandung, November 2003


MENJARAK DAN BERJARAK

Andaikan aku engkau
aku pasti segera memancar gelombang cinta
manakala dari mataku
terpancar getar-getar itu
yang tiada lagi mampu kutata
dalam istana kata-kata.
Ah andai aku kau
pasti aku segera memancar gelombang cinta
manakala dari mataku terpancar getar-getar itu.
Mungkin kau juga punya soal yang sama seperti aku
lalu kitapun hanya bisa saling memandang
dari tepian rindu dan hasrat kita masing-masing
yang penat mencoba menggetar dawai-dawai rasa kita
dalam bahasa sunyi dan bisu
yang hanya dapat dipahami
dalam diam abadi
yang takkan pernah sudi merusaknya...
ya itu yang indah.....
barangkali....

Wisma Erema Bogor, Juli 2008


YANG KAMI MINTA HANYALAH....

Yang kami minta hanyalah
agar keadilan bisa datang
bergulung-gulung seperti air sungai mengalir
agar keadilan dan damai sejahtera
dapat berpelukan di bumi manusia ini.
Terlalu beratkah itu bagimu,
hai sang penguasa?
Tidak mengertikah kau arti tangis kami?
Mimpi kami kiranya bukan sekadar utopia
melainkan juga sebuah eutopia
dan kami berharap
kau mampu membawanya kemari....
dengan kuasamu...
toh kau bukan penguasa impoten,
lemelengkus.

Nglempong Lor, Yogya, Akhir April 2012
Menjelang Demo Buruh Menyongsong Peringatan St.Yusuf Pelindung Para Pekerja


Sunday, June 24, 2012

PUISI-PUISI JUNI 2012 II

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.


DUA ANGSA


Dua angsa di kolam itu
berenang ke tepian dengan riang ria
mungkin mereka sedang berencana memadu cinta
di sana di rerumputan nan hijau
tetapi ternyata tidak,
mereka kembali lagi ke tengah dengan irama yang sama.
Ah mereka cuma mau merayakan kebersamaan mereka
sebab esse est coesse yang harus disyukuri
dan dirayakan tanpa embel-embel pamrih apa pun jua.
Juga tidak boleh dirusak oleh bringasmu
dengan meneriakkan nama yang suci.
Ah sampai hatimu berbuat begitu.

Nijmegen, September 2001


DI KAPEL ITU

Di Kapel itu
kulihat seseorang sedang sholat
betapa aku terkejut karena ia
bersujud di hadapan lampu tabernakel yang berkelip-kelip
seseorang sedang sholat dengan khusyuk.
Dalam situasi sebagai migran
Kapel Pax Christi bisa menjadi pelabuhan yang aman dan nyaman
tempat orang memuji dan menyembah Allahnya.
Temaram kapel itu bagai rahim kelam
yang serba merangkul hangat.
Tuhan terasa begitu dekat
mendekap dalam cinta
dan misericordia.

Utrecht, April 2001


KUPANDANG LANGIT MALAM

Kupandang bintang
di langit malam
ah betapa kecilnya kau
hai manusia tetapi ajaib sekali
karena Tuhan sudi menyapamu
dalam relung-relung kedalaman sanubarinya.
Ia kecil juga sekaligus besar.
Kupandang bintang
di langit malam
dalam hatiku pun bergema kidung
halleluya abadi.

Marian Center, Tagaytay City, Februari 2005

Friday, June 1, 2012

PUISI-PUISI JUNI 2012 I

Oleh: Fransiskus Borgias M.


SUNYI DEN HAAG

Kulihat ada daun jatuh
gugur dalam kesendirian
di atas tertinggal batang meranggas
di bawah ada bumi yang menanti
siap merangkul dan merengkuh kembalimu
kau berasal dari tanah
dan akan kembali menjadi tanah.

Den Haag, Oktober 2001 (Puisi lama).


MENJADI KATA

Menjadi kata tidak pernah boleh tamat
walau ia sendiri adalah bentuk final
dari sebuah harmonisasi fonetik
dalam rangka membangun makna.
Ya, menjadi kata tidak pernah boleh tamah,
sebab ia berada selalu sebagai proses menjadi kata bermakna
untuk memaknai segala di luar dirinya sendiri.

Yogyakarta, 08 Januari 2012


DAUN KERING DARI EFTELING

Ada daun kering
yang kubawa dari Efteling
ia selalu mengingatkan aku akan dia
yang mempesonaku dengan sebuah cinta terlarang
setiap kali kupandang daun kering dari Efteling itu
aku seperti terlontar ke masa silam
hatiku jadi lebam mengenangnya.
Tapi aku tidak juga ingin mencoba sembuh.

Hualien, Taiwan, November 2002 (Puisi Lama).

Friday, May 25, 2012

PUISI-PUISI MEI 2012 III

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.


GITA PAGI

Kubuka mata dan terdengar bunyi pagi
menyentuh hati sanubari
terdorong ia untuk memuji
Sang Maha Hyang Widi
dan pagiku pun suci
hatiku pun suci
oh Sang Hyang Widi
segala puji pagi
dari segala hati
hanya bagiMu sendiri,
abadi.....

Denpasar Bali, 2007.


KICAU MURAI

Tiada alasan bagiku untuk tidak bersukacita
di pagi ini
karena di kejauhan kudengar kicau murai
mengidungkan kidung pagi alami
‘kan memuji sang Hyang Widi
hatiku pun diajar sang murai
untuk selalu memuji dan memuji
sejak pagi hari.

Denpasar Bali, 2007


LIKALIKULAKILAKI

Gerimis itu datang kepagian
menghapus jejak-jejak kakiku
pada debu-debu menuju dikau
mencumbu dan membiru
ah biar saja
itu lebih baik agar esok
aku jejakkan langkahku baru
tanpa susah menghapus jejak-jejak lama
baru aku sadar dan bersyukur
kemarin aku tidak menjejak di atas batu
mudah dilupakan
walau tidak seluruhnya.
Tidak apa-apa.
Itu lika-liku laki-laki
sampai aki-aki...
tetapi laki-laki penuh liku-liku...
Ah aku tidak mau pura-pura dengan itu semua.
Sejak semula ia sudah ada.

Bandung, Juli 2007


Wednesday, May 23, 2012

PUISI-PUISI MEI 2012 II

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.


PESONA REMBULAN

Kupandang rembulan purnama
hatiku terasa seperti dibawa-bawa
ke mana-mana entahlah,
mungkin karena ada banyak yang terpesona
memandang rembulan
seakan sejuta hati
seperti sedang berlabuh
di dalam relung-relung kelembutannya
yang syahdu.

Puisi Lama, Sape Juli 2005


NYANYI SUNYI BURUNG PERDU

Ada burung mengakrabi perdu
menciap-ciap sunyi
hati terasa sobek bunyi sendu
di bawah perdu itu
pilu galau
andaikan ada genderang pesta
suasana segera berganti rona
kalbu pun segera bisa mengobati
goretan sunyinya
di bawah perdu pilu galau itu.

Puisi Lama, Nijmegen 2002


ANDAIKAN ADA ITU TIADA

Kau pasti tahu
aku takkan bakal mampu
menjembatani diammu
untuk kemudian menyeberang
dan berenang dalam danau cinta,
ah kita hanya menghabiskan waktu kita yang berharga
dengan ketidak-beranian kita masing-masing
tetapi anehnya ia tetap hidup
dan bergetar dan menggetarkan di dalam sana....
ia ada di sana....
ah andaikan ada itu tiada....

Puisi lama, Bandung, 2004

Tuesday, May 1, 2012

PUISI-PUISI MEI 2012 I

Oleh: Fransiskus Borgias M.

DINDING SUNYI MALAM

Titik-titik air hujan di pelimbahan di luar
jatuh berirama
seakan-akan sedang mengetuk dinding sunyi malam
sebuah hati yang sunyi
menangkap iramanya lamat-lamat lewat
terasa penat penat berat ah...
berat sekali sunyi malam-malam ini
seperti sedang mengurungku
dalam bingkainya yang retak
namun serentak mencengkam.

Puisi lama, Bandung April 2003.


PADA AWAL MULA ADALAH BUNYI

Malam ini aku mau bangun rumah kata-kata
dengan menyusunnya sedemikian rupa
agar mampu merajut makna-makna
tetapi bebunyian dalam kata-kata itu
terlalu indah untuk diabadikan begitu saja,
sebab mereka pun sudah bermakna
juga sebagai bunyi-bunyi dasar
sebelum menjadi kata,
yah, pada awal mula adalah bunyi.

Puisi lama, Bandung, April 2003.


LOGICO ERGO SUM

Malam ini
kucoba menjejakkan
derap degup irama puisi-puisi lamaku
di atas kertas agar
tetap berbekas
dan ketika kubaca
bisa menyatu dalam desah nafasku
en arche en ho logos...
kai ho logos pros ton theon...

misteri ajaib
theos logos anthropos logos
logico
ergo sum....


Puisi lama, Nijmegen, Mei 2001.

Thursday, April 26, 2012

PUISI-PUISI APRIL 2012 III

Oleh: Fransiskus Borgias M.

AH KAU

Ah kau, kau hanya mempesonaku
dari tepian cakrawala fatamorgana
tanganku coba meraihmu sia-sia.
Kauaku tidak terbawa suratan nasib
untuk menjadi kita.
Walau ada isyarat bahasa yang menandakan
kedekatan kauaku akukau
perhatikan akukau kauaku hanya beda letak
alfabet saja.
Dan itu menandakan sesuatu
tetapi takkan pernah menjadi satu kita
kau seolah di fatamorgana dan aku
sekadar terengah-engah mengejarnya
mencoba mempersempit jarak
yang tiada akan pernah merapat
Ah, kau hanya mempesonaku
dari tepian cakrawala fatamorgana.

Puisi Lama, Nijmegen, April 2001


MEMANDANG SUNGAI

Aku terpesona memandang sungai
Aku juga terpesona membayangkan
mungkin juga ia terpesona melihat aku
yang memandang terpesona.
Hal itu mungkin saja terjadi
sungai itu hidup dan menghidupkan
Aku merasakannya di sini
dan dari sini.

Puisi lama, Nijmegen, April 2001


ANAKKU MEMANDANG MATAHARI

Anakkumemandangmatahari
dengan mata nanar dan silau
lalu coba ia tangkap dalam gambar
yang tampak retak dan melebar
dalam sebuah ruang gambar
yangg sangat terbatas, sempit dan sesak.
Memang semua ada batas-batas bagi dia
dan mentari selalu hadir
dalam gamang kita.

Puisi lama, Nijmegen, April 2001.


NOLLI ME TANGERE

Untuk sementara
jangan kau ganggu aku
jangan juga kau tunggu puisi-puisiku
sebab aku sedang mencoba menjahit lobang di hatiku
yang terlanjur menganga lebar
tatkala mencoba melontar peluru-peluru cinta
yang ternyata semuanya terpental
dan yang tersisa hanya luka,
sunyi dan harga diri yang terpental.
Untuk sementara
jangan kau ganggu aku
jangan juga kau tunggu puisi-puisiku.

Puisi lama, Nijmegen, April 2001.


Thursday, April 19, 2012

PUISI-PUISI APRIL 2012 II

TANPA KATA

Oleh: Fransiskus Borgias M.


Dalam kegelapan malam
ketika insomnia melanda
serasa seperti Dikau begitu dekat
sehingga dengan menggumamMu dalam hati pun
rasanya Dikau sudah paham
siapa ku dan apa mauku.
Justru dalam kelam malam
ketika insomnia melanda
Dikau seperti menyatu dengan desahku
“Ke dalam tanganMu, kuserahkan hidupku,
Ya Tuhan penyelamatku.”
Doaku hampir tanpa suara yang
menjelma menjadi kata-kata.

Yogya, 09 Maret 2012



PASRAH PADA TETIRAH


Di tengah malam gelisah
barulah aku sadar
tidur itu ternyata tidak serba mudah
karena terkadang menjadi seperti barang supermewah
yang harus diperjuangkan untuk meraihnya.
Di tengah malam yang resah dan gelisah
aku coba pasrah
Tetapi tetap tiada datang juga
kendati sudah ditunggu dengan resah
dengan gelisah pasrah sumarahhhhhhhhh
Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh......
Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.....
Dan ternyata hari sudah pagi.


Yogya, 09 Maret 2012

Monday, April 2, 2012

PUISI-PUISI APRIL 2012 I

Oleh: Fransiskus Borgias M.


SAYAP-SAYAP PATAH

Terbangku seperti dengan sayap-sayap patah
nafaskupun terengah-engah
tiada mudah rupanya ragaku
bergerak mengikuti gelora jiwa
dan pikiran yang melanglang buana.
Untuk sementara aku hanya
terbaring di sini rada tidak berdaya.
Saudari sakit sedang melawatiku
memberi beberapa pelajaran hidup
du kannst nicht alles machen....
du kannst nicht alles haben....

ya di sini aku hanya bisa pasrah
pada belas kasih orang lain
Hidup tiada mungkin tanpa cinta
terutama cinta dari yang tercinta
yang senantiasa tetap mencinta dan bercanda
juga dalam dan kendati derita.
Itupun sudah sebagian obat sara dan lara
dalam kembara di dunia fana.

Yogya, 08 Maret 2012


MENDEKATIMU

Selalu ada kegaguan yang canggung
tiap kali aku datang mendekatiMu
Ada sejuta tanya yang tiada mudah dijawab
selalu ada teka-teki dan misteri
di balik mana Engkau berdiam.
Tetapi aku tidak putus asa dalam kembara ini.
Setelah lama berkelana dalam teologia
kuputuskan tuk mengimanimu
dalam canda dan tawa dan jenaka
terasa lebih ramah dan indah.
Mudah rasanya bicara DENGAN-MU
daripada bicara TENTANG-MU.
Karena selalu ada kabut misteri kelam.
Mungkin karena Dikau bertahta
dalam cahaya yang tiada terhampiri
Tetapi sekaligus dekat sekali di sini.
Di hati.

Yogya, 08 Maret 2012

Tuesday, March 27, 2012

PUISI-PUISI MARET 2012 IV

DI TEPI SUNGAI CODE
Oleh: Fransiskus Borgias M.

Di tepi sungai Code
aku duduk dan menangis
pabila aku terkenang Manggarai tana ge.
Pada pohon-pohon bambu di tepi sungai itu
kugantungkan gitar dan gambusku.

Di negeri rantau kudengar
ratap tangismu lirih dan pedih
ada yang datang menggaruk punggungmu
menggali merobek-robek rahimmu
membuatmu merana, meranggas
kerontang teramat panjang dan garang.

Deritamu di situ, pedihku di rantau
lalu terlahir sumpah seribu
jika aku melupakan engkau Manggaraiku
biarlah tangan kananku dipotong
biarlah lidahku melekat pada langit-langitku
jika aku tidak menjadikanmu
sumber dan puncak sukacita dan harapan hidupku.
Oh, cinta akan dikau
menghanguskan hatiku di rantau.

01 Februari 2012
Yogyakarta, di tepi sungai Code.



RACAUKUKACAU
Oleh: Fransiskus Borgias M.

Terkadang aku seperti meracau
dalam kicaukacauku yang mencoba
menjerat dikau dalam sangkar kata-kataku.
Sering tanpa pengertian yang dalam
aku mewacana tentang Dikau
bahkan sampai terlampaui batas-batas tabu dosa.
Beruntunglah pintu kasihMu
selalu terbuka untuk sesaltobatku
yang selalu datang terlambat
tersadar dari kacaukicauku
yang seperti meracaukacaubalau....
tiada jarang itulah bumbu relasi aku-dikau
sebab memang dikau tahu
tiada makhlukmu yang tiada kacaumeracau.
Racaukukacau kicaukukacau.
Racaukicaukacaubalau
Dalam kasihmu menjadi tiada berarti.

Brackenstein, Nijmegen, Belanda
Sebuah puisi lama dari April 2002

Wednesday, March 21, 2012

PUISI-PUISI MARET 2012 III

GAGAPKU
Oleh: Fransiskus Borgias M.


Terkadang aku sampai
pada suatu titik kesadaran
di mana aku merasa harus diam
tiada menggumam air kata-kata.
Namun hening dan bisuMu
memaksaku berteriak
menyebut dan menyapa namaMu.
Tetapi ia tetap juga tiada berjawab
di dalam gelap terkadang datang pengap.
Tetapi aku merasa mampu mengakrabi
gelap dan pengab itu, dan di sana
aku sering merasa, entah mengapa
tanya dan pencarianku sudah terjawab
ya segala tanyaku, berujung titik...entah bagaimana.
Tiada lagi terengah-engahku mencari dan mencari.
Kini yang ada hanya tetirah, pasrah,
tanpa resah dan gelisah.
Tetirahpasrahkutanparesahgelisah
Tanparesahgelisahakutetirahakupasrah
Kekinianmenjadiabadi, keabadianmenjadikinidandisini
Batas-batas leburhablurlulur walau masihadabilurbilurku
aku merasa tidak apa-apa: tetirahpasrahku terlalu bermakna
untuk disia-siakan begitu saja.

Yogya, 30 Januari 2012


VISIO BEATIFICA
Oleh: Fransiskus Borgias M.


Aku berangkat mencarimu
ketika semesta masih senyap gelap
menyapamu dalam gelap senyap
perlahan dan mantap namamu kuucap
dikau sang pangkal sabab musabab
segala bab yang ada.

Tiba-tiba aku hanya bisa megap-megap
tergagap-gagap menampak dikau yang tatap
aku mencarimu dan kau temukan aku.
Aku hanya bisa megap-megap tergagap-gagap
menampak dikau yang tatap
Oh visio beatifica.
Aku bahagia maka aku gagap
Tapi kau tahu hatiku gegap gempita
bergedup dalam senyap gelap
yang gagap dan megap-megap.
Gagapkutermegap-megap
dalam gelapsenyappengab
Dalam gelapsenyappengab
gagapkutermegap-megap

Yogyakarta, 31 Januari 2012

Wednesday, March 14, 2012

PUISI-PUISI MARET 2012 II

MUSIM GUGUR DI GROOSBECK
Oleh: Fransiskus Borgias M.


Musim gugur di Groosbeck
dedaunan berubah rona
dari hijau permai, lalu kuning, lalu merah tua,
lalu cokelat, mengering, gugur, diterpa angin
Irama peralihan itu sangat indah
sebuah drama melankoli kosmik
mengajarkanku pasrah sumarah
rela menerima. Let it go. Let it be.
Ada burung sedang kesepian
hanya loncat-loncat seakan coba bunuh sepi
menciap-ciap mengakrabi sunyi
di bawah perdu-perdu redup
kicaukacaunyanyisunyi
kicaukacaunyanyisunyi
kacaukicausunyinyanyi
Mentari pagi memang cerah
langit cerah membentang luas
Tiba-tiba ada rasa sepi yang tak terjelaskan
melanda kalbuku di bukit itu; kesepian eksistensial.
Ada rasa rindu, galau, tapi aku tahu
bukan itu penyebab sepiku
Sepi begitu saja. Melankoli kosmik.
Terasa seperti terhimpit alam yang murung
Hanya terdengar kicaukacaunyanyisunyi
kacaukicausunyinyanyi sepiku kusepi sepiku kusepi
k u s e p i.... s e p i k u.....

Yogyakarta, 07-01-12
Terkenang musim gugurku yang pertama di Nijmegen, September 2000.



DI TEPI SEINE
Oleh: Fransiskus Borgias M.


Di tepi Seine,
aku berdiri kagum
di bawah bayang-bayang megah katedral Notre Dame
Kokoh. Indah. Perkasa.
Tegak lurus dengan langit
bak sedang knockknockknocking on heaven’s door
menangkap sinyal-sinyal transendensi.
Saya hanya tertegun.

Di tepi Seine
sejenak aku berdiri menjauh
mencoba berjarak ke arah timur
air mengalir deras
bentangan langit biru terpantul di sana.
Juga menara agung Notre Dame.
Di sana menara itu bergoyang-goyang, melambai-melambai,
seperti sedang menari-nari di atas air.
Yang kokoh pun ternyata bergoyang-goyang
menari-nari di atas air
biarpun itu hanya bayang-bayang.
Tetapi ia nyata sebagai bayang-bayang.
Dalam hatiku ada gema bertalu-talu
mengulangi kebenaran itu:
ia nyata sebagai bayang-bayang.
Ia nyata sebagai bayang-bayang.
Ia nyata sebagai bayang-bayang.
Sebagai bayang-bayang ia nyata.
Sebagai bayang-bayang ia nyata.......

Yogya, 09-01-12.
Terkenang pengalaman di Paris, Maret 2001 (Di Notre Dame, dan Tepi sungai Seine).

Sunday, March 4, 2012

PUISI-PUISI MARET 2012 I

TUAREMBULANMALAM
Oleh: Fransiskus Borgias M.


Tuarembulanmalamtertutupdedaunanlegammegahitam
Malamkelamlegam malamkelamlegam
legamkelammalam legamkelammalam
kelammalamlegam kelammalamlegam
Tuarembulanmalamtertutupdedaunanlegammegahitam
Dan kau hanya hadir bagai siluet legam pada dinding malamkelamlegam
Tiada dapat kugenggam juga dalam hasrat syahwatku yang enggan padam
Ah, andaiakugenggamkaudankaugenggamaku
Lalukitamenjadisegenggamancintagelora
Kitapunsama-samatergendamdalamgenggammalamkelamlegam
Akupunlebamkarenarindudendampadakauakukauyangberangkulan
Tuarembulanmalamtertutupdedaunanlegammegahitam
Malamkelamlegam malamkelamlegam
legamkelammalam legamkelammalam
kelammalamlegam kelammalamlegam
Andaikanakusekadarburungpunggukyangpuas
hanyadenganmemandangrembulanmalamkelamlegam
Andaikanakujadikau,kaujadidia,diajadiaku
dankitabersatudalamcintamalamkelamlegam


Lempong Lor 4 Maret 2012


ITUTUHANTUHANITU
Oleh: Fransiskus Borgias M


Tuhanituitutuhanitutuhanitutuhanitutuhanitutuhan
Dalam ketidakpastian kugosok mata jiwaku
coba menerawang antara terang dan gelap
Antara ombak dan karang bimbang dan kepastian
Lalu tiba-tiba kuyakin itutuhanitutuhanitutuhanitutuhan
Dalam kepastian iman akupun tenggelam dalam zikirku bertalu-talu
Tuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantu...
Seakanakan kumaurengkuhrangkul dia dalam istana kata-kataku
Tuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantuhantu...
Ah ternyata kita mudah tergelincir juga dalam kata-kata doa kita
Bahkandoadoadoadoadoakitamudahmenjadidosadosadosadosa
Istanakatakatakitamudahmenjadipenjarakatakata
Tetapi ia tetap rela menerima dan mencinta
Karena ia bukan beta yang penuh dosa
Diasangmahacintasemata
Deusmeusetomniadeusmeusetomniaetomnia


Lempong Lor 5 Maret 2012

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...