Wednesday, May 20, 2020

ATG: BUKU-BUKU DARI CICURUG 01

Oleh: Fransiskus Borgias
Dosen dan Peneliti pada FF-UNPAR, Bandung.



Kita semua tahu bahwa rumah pendidikan bagi para Saudara-saudara Dina Fransiskan pernah ada di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat. Dalam perkembangan sejarah, rumah itu ditutup lalu rumah pendidikan dipindahkan ke Yogyakarta. Sehingga orang lalu berbicara tentang masa-masa Cicurug dan masa-masa Yogyakarta. Pada tahun 1984, untuk pertama kalinya novisiat OFM dipindahkan dari Yogyakarta ke Depok sehingga orang sekarang juga berbicara tentang kurun Depok. Semuanya berkembang dan mengalir begitu saja. Tetapi kali ini saya mau menulis sedikit tentang rumah studi awal di Cicurug itu.

Para Saudara Dina Cicurug pada tahun 50-an dan 60-an, di bawah koordinasi pater Cletus Groenen (selanjutnya disingkat CG), sangat produktif di bidang ilmiah dan literasi teologi, biblika, hidup rohani, spiritualitas (baik umum maupun khusus Fransiskan). Apa buktinya sehingga saya berani omong seperti ini? Buktinya sangat banyak. Tetapi yang relevan saya sebut di sini ialah kegiatan mereka menerbitkan banyak buku yang terkait dengan Kitab Suci dan teologi (biblika). Hal itu sudah terjadi jauh sebelum LBI SSD diadopsi oleh atau diintegrasikan ke dalam KWI (MAWI) tahun 1971. Di sini saya memberi beberapa catatan tentang buku-buku yang menjadi tonggak gerakan literasi teologi tersebut.

Buku pertama yang perlu saya sebut dan harus berikan komentar ialah buku yang berjudul “Kuliah Tertulis tentang Yesus Kristus Menurut Perjanjian Baru.” Ini adalah sebuah telaah Kristologi Perjanjian Baru dengan menelusuri pelbagai gelar-gelar Kristus yang muncul (dipakai) di dalam Kisab Suci Perjanjian Baru itu sendiri. Buku ini diterbitkan tahun 70an pada penerbit Nusa Indah, Ende Flores. Sebenarnya, buku ini adalah buku kedua. Dan buku pertama adalah buku tentang Gereja. Tetapi cukup lama saya baru bisa menemukan buku kedua ini. Sedangkan buku yang pertama sudah saya baca beberapa bagiannya (bab) pada waktu postulant dulu. Pada saat itu saya terutama memusatkan perhatian pada bagian appendix dari buku itu. Memang bagian appendix dari buku itu pada dasarnya merupakan semacam catatan pengantar untuk studi kitab suci baik perjanjian lama maupun perjanjian baru.

Pada waktu saya belajar filsafat dan teologi di Jakarta dan di Yogyakarta, saya membaca buku kedua itu secara lengkap. Pada saat ini saya mempunyai versi copyan dari Kolsani, Yogyakarta. Saya masih terus membacanya lagi sekarang ini. Pada tahun 1987 awal saya pernah membaca dan mendalami buku itu untuk kepentingan kuliah Kristologi Alkitabiah yang diampu oleh pater CG di Seminari Tinggi Kentungan, Yogyakarta. Sayang sekali hal itu tidak berlangsung lama, karena pater CG mengalami kecelakaan dan kakinya patah dalam peristiwa kecelakaan motor tersebut. Karena itu, maka kuliah yang tadinya diasuh oleh pater CG lalu diampu oleh Pater Tom Jacobs yang tentu memiliki pendekatan yang berbeda dari pater CG. Pada awal tahun 1980an terbit buku yang lebih ringan dari romo Darma, dengan judul Gelar-gelar Yesus dalam Perjanjian Baru. Tetapi bagi saya buku pater CG tetap sangat mendalam, dan tidak tergantikan sama sekali. Buku pater CG tidak terkalahkan dalam hal kedalaman dan keluasan daya eksplorasinya. Benar-benar mengagumkan.

Di atas saya mengatakan bahwa buku yang saya bahas ini adalah buku kedua. Lama sekali saya mencari buku pertama dalam serial tersebut. Akhirnya, saya menemukan buku itu dalam koleksi buku-buku tua kami di perpustakaan FF-UNPAR Bandung. Hal itu sangat mengherankan. Maka tanpa berpikir panjang lagi, segera saya meminta pegawai perpustakaan untuk membuatkan sebuah copyan yang bagus bagi saya. Judulnya ialah “Kuliah Tertulis tentang Gereja dalam Perjanjian Baru.” Jadi buku yang pertama ini adalah semacam eklesiologi Perjanjian Baru, sedangkan buku yang kedua adalah semacam kristologi Perjanjian Baru. Sekali lagi, itulah buku pertama yang sudah lama sekali saya cari. Penemuan itu sendiri baru terjadi pada tahun 2016. Padahal saya sudah mengajar di FF-UNPAR sejak awal tahun 1993. Kalau dipikir-pikir, buku-buku itu masih ada di sana sejak awal, sejak tahun 1993, tetapi barulah pada tahun 2016 saya bisa menemukannya, bisa menyadari kehadiran mereka di sana.

Saya sendiri juga merasakan sesuatu yang aneh dengan hal itu. Kenapa baru sekarang saya menemukannya? Padahal selama ini saya setiap hari ke perpustakaan dan juga sudah pernah mencarinya. Oleh karena itu, terkadang diam-diam saya berpikir bahwa mungkin saja ini adalah semacam peristiwa perwahyuan, yang memang harus datang dan terjadi secara tiba-tiba tanpa harus direncanakan oleh kita manusia. Kalau itu memang sebuah perwahyuan, lalu perwahyuan tentang apa? Ya, mungkin saja perwahyuan tentang kenyataan dan kerinduan dari warisan tua itu agar mereka tidak dibuang, agar mereka tidak dilupakan. Ketika saya sampai kepada pemikiran seperti itu, maka saya pun membuat copyan yang bagus dari buku-buku tersebut agar masih pantas dipajang di rak buku di kantor saya dan saya tidak usah harus malu-malu memamerkannya kepada para mahasiswa dan mahasiswi saya.

Oh ya, ada satu hal yang menarik juga yang terjadi di fakultas kami yaitu ada dua kongregasi para suster fransiskanes dari Sumatera yang mengirim para suster muda mereka untuk belajar filsafat dan teologi di tempat kami. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi akan ada para suster fransiskanes Kalimantan Barat yang mengirim suster-suster muda mereka untuk belajar di tempat kami di Bandung. Mereka bersemangat mendengar sesuatu tentang Fransiskus dan fransiskan. Dengan senang hati dan bangga saya bercerita tentang jejak-jejak sejarah yang mengagumkan ini dari para saudara tua di kota kecil di Sukabumi, persisnya di Cicurug. Saya memaknai peristiwa perjumpaan itu sebagai penyingkapan, Offenbahrung, wow, keren sekali. Pokoknya ada sebuah rahasia yang seperti tersingkap begitu saja di depan mata saya dan saya tidak bisa dan tidak boleh mendiamkannya.

Oh ya, sampai saat ini saya masih terus menerus membaca dan mendalami buku ini. Saya terus menerus mendalaminya. Pater CG memang sangat luar biasa. Pengetahuannya dalam bidang Kitab Suci dan teologi sangatlah luas dan mendalam. Saya belajar sangat banyak dari pater CG tentang kedalaman itu, juga tentang keberanian untuk melakukan eksplorasi ke dalam bidang teologi biblika. Saya harus mengatakan bahwa kedua buku yang sudah saya singgung tadi adalah termasuk dalam kategori buku yang sangat inspiratif bagi saya, kiranya juga bagi para pembaca lain. Sayang sekali bahwa buku-buku itu sudah tidak diterbitkan lagi. Walaupun buku-buku itu sudah tidak diterbitkan lagi, tetapi buku-buku lama itu menurut saya masih saja tetap menebar ilham dan daya tarik yang sangat luar biasa bagi para pembacanya, para penggali dan para pencari yang penuh minat dan tekun ingin memperkaya diri.

6 comments:

Unknown said...

Selamat malam Pak Frans. Saya senang membaca tulisan Pak Frans di blognya ini. Baru beberapa terakhir saya membacanya dan itu karena posting Pak Frans di wa group Lektor Kepala. Tentang tulisan Pater CG baik kalau bisa diusulkan diterbitkan lagi. Saya punya buku dari beliau "Pengantar ke dalam Perjanjian Lama" dan "Pengantar ke dalam Perjanjian Baru" yang saya suka. Dan tentulah saya akan suka bukunya yang lain.

Salam,
Paulus Karta Wijaya

Cupertinho said...

Trims utk kisah2 ttg. Pater CG dan Sekolah Cicurug. menunggu lanjutan cerita dgn penuh harap...Trims Bapa..

canticumsolis said...

Wow....
Senang sekali mendapat tanggapan dari Pak Paulus...
Terima kasih banyak pak Paulus atas tanggapannya...
mengenai usul tentang penerbitan ulang buku-buku beliau...
ya, sy usulkan lewat LBI, atau mungkin OFM.... siapa tahu mereka akan berminat...
karena saya yakin masih banyak para pembaca dan penggemar pater Cletus...
orang yang sangat dikagumi oleh Prof.Geise, Prof.Hoofstede (orang UNPAR), dan juga Pater MAW Brouwer (Pajajaran)...
Kedua buku yang bapa sebut itu, memang menurut saya sampai saat ini belum tergantikan dalam pustaka biblika berbahasa Indonesia...
sekali lagi, terima kasih pak...

canticumsolis said...

saudara COUPERTINHO...
Terima kasih atas komentarnya yah...
dan terutama terima kasih karena sudi mau menunggu ulasan saya ini...
oh ya, mulai hari ini ulasan saya sudah rada umum...
tidak ada lagi terkait dengan pergumulan personal saya...
karena umum, juga bersifat informatif sifatnya...
semoga tetap ebrkenan yah...
salam damai...

Cupertinho said...

Iya bapa. Saya tetap berminat. Terutama ketika bicara ttg. Tokoh2 zaman dulu yg hebat2 itu...hehe

canticumsolis said...

brader Cupertinho...
terima kasih atas kesetiaannya menunggu...
mulai sekarang saya tidak lagi share spt biasanya di wa...
tapi biarlah tetap ada di sini saja...
sy lagi berusaha membereskan ADSENSE sy yang ditolak permohonannya...
hehehehehe... tapi sy blm tahu apa sebabnya...
mohon dukungan doanya agar semua bisa lancar...
EFBE...

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...