Sunday, November 4, 2018

GERAK PEWARTAAN KRISTEN KE TIMUR

Oleh: Dr.Fransiskus Borgias M.



Dulu waktu studi teologi di Nijmegen Belanda (2000-2002), saya pernah bertemu dan berkenalan dan bahkan tinggal satu dormitorium (international college) dengan seorang imam yang berasal dari Kerala, India. Ia juga studi pada program teologi yang sama dengan saya hanya kami mengambil jurusan yang berbeda. Ia mengambil spiritualitas dan saya mengambil teologi sistematik-dogmatik. Namanya Thomas Kurian Jaysheel. Dari teman saya itulah saya tahu bahwa jemaat Kristen di Kerala mempunyai keyakinan yang sangat kuat bahwa tradisi Kekristenan yang mereka miliki konon sudah berusia sangat tua. Bahkan mereka mengklaim bahwa komunitas Kristiani di Kerala itu adalah sebuah komunitas hasil bentukan dari Rasul Tomas, salah satu dari duabelas murid Yesus.


Oleh karena mereka mempunyai keyakinan historis yang sangat kuat seperti itu, demikian informasi yang saya peroleh dari pastor tadi, maka setiap anak laki-laki yang terlahir dalam keluarga Kristiani di Kerala pasti mendapat nama Tomas sebelum nama-nama lain yang menjadi ciri pembedanya yang khas diberikan kepadanya. Hal itu konon mereka lakukan untuk mengenang dan menghormati rasul Tomas yang sejak awal mula sudah datang ke India, khususnya sampai di Kerala, untuk mewartakan iman Kristen. Kelompok jemaat inilah yang kiranya dikenal dengan sebutan Syro-Malabar. Menarik bahwa dalam nama dan sebutan itu ada unsur Syro-nya yang kiranya jelas merupakan sebutan untuk Syria yang juga mempunyai tradisi iman Kristen sejak jaman post Perjanjian Baru. Memang harus saya katakan bahwa pengetahuan saya tentang gereja Syro-Malabar sudah saya peroleh jauh sebelum saya berkenalan dengan pastor tadi. Hanya sebelumnya saya belum pernah bertemu dengan salah satu orang yang berasal dari Kerala India. Nah pada waktu di Belanda saya baru sempat bertemu dengan salah satu dari mereka.


Bahwa ada komunitas Kristiani di Kerala, Malabar India, kiranya hal itu tidak sangat mengherankan bagi kita sekalian, karena memang secara historis, pasca pengejaran jemaat Kristiani pertama yang terjadi di Yerusalem oleh orang-orang Farisi (masih ada jejaknya dalam Kisah Para Rasul 8:1b-3) banyak orang Kristen yang lari keluar dari Yerusalem (exodus). Gelombang exodus itu semakin kuat terutama sekali sesudah kota Yerusalem dihancurkan oleh Roma pada tahun 70M. Pasti ada juga orang-orang Kristen perdana yang melarikan diri ke Timur sambil mewartakan Injil Kristus. Salah satunya ialah Rasul Tomas yang menurut keyakinan orang-orang di Kerala juga sudah tiba di daerah mereka, dan bahkan meninggal di tempat itu.


Hanya pertanyaannya sekarang ialah mengapa kita seakan-akan lalai dan abai memperhatikan mereka (yaitu gerak pewartaan ke Timur itu)? Tentu saja tidak mudah juga untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi menurut dugaan sementara saya hal itu terutama sekali disebabkan oleh fakta bahwa mata dan perhatian kita terlalu terpusat pada gerak pewartaan Kristianitas ke arah Barat yang akhirnya memuncak ke Roma dan kemudian kota itu menjadi Katolik. Kesadaran dan perhatian kita fokus ke Barat terutama karena seluruh Perjanjian Baru memang terarah ke Barat. Yang sangat intensif mengangkat orientasi ke Barat itu ialah terutama Kisah Para Rasul dan Surat-surat Paulus. Kisah Para Rasul misalnya, praktis memberi kepada kita sebuah blueprint dalam Kis 1:8 bahwa para Rasul harus menjadi saksi Kristus, mulai dari Yerusalem, ke Yudea dan Samaria, sampai ke ujung bumi. Yang dibayangkan sebagai ujung bumi ialah Spanyol (jadi ke arah Barat).


Rasul Paulus yang menjadi salah satu tokoh paling utama di dalam Kisah Para Rasul memang seakan-akan dengan sengaja mengarahkan seluruh perhatian dan tenaganya agar bisa sampai ke Roma (dan dari Roma (lagi-lagi ya ke arah Barat), masih berharap bisa sampai ke Spanyol (juga terletak di Barat), ujung bumi yang dibayangkan. Tetapi hal itu tidak terwujud, sebab ia (Paulus) wafat sebagai martir sebelum keinginan itu dapat terwujud).


Surat-surat Paulus juga kiranya demikian adanya. Paulus mewartakan Kristus di beberapa kota di Asia Kecil dan kemudian menyeberang ke Eropa. Artinya ya ke Barat. Kisah pemenjaraan Paulus juga memuncak di Roma. Kisah kemartiran para Rasul yang pertama juga memuncak di Roma. Di Roma inilah Petrus dan Paulus mati dengan cara disalibkan. Hanya Petrus yang minta agar disalibkan terbalik, kaki ke atas kepala ke bawah. Tidak hanya Paulus yang wafat di Roma. Menurut tradisi gereja yang sangat kuat, Petrus pun wafat di kota Roma. Keduanya sama-sama wafat sebagai martir. Kisah kemartiran mereka berdua pun sangat terkenal hingga kini. Misalnya kisah kemartiran Petrus. Dikisahkan bahwa pada saat terjadi pengejaran hebat di kota Roma terhadap orang Kristiani, banyak orang lari ke luar kota Roma. Termasuk Petrus salah satu di antaranya. Saat lari keluar kota Roma itulah, Petrus bertemu dengan Yesus. Lalu Petrus bertanya kepadaNya: Quo vadis? Konon Petrus mendapat jawaban: Aku mau pergi ke dalam kota Roma untuk disalibkan. Mendengar jawaban itu, Petrus pun tahu bahwa ia tidak boleh lari kelar kota Roma melainkan terus bersaksi di dalam kota Roma. Akhirnya Petrus dan Paulus ditangkap dan disalibkan. Dewasa ini dalam tradisi tahun liturgis gereja Katolik, kedua tokoh itu dirayakan bersama pada tanggal 29 Juni.


Dengan itu maka seluruh perhatian kita ke barat. Akibatnya cukup menyedihkan. Kita lalu abai dan lalai akan perjalanan pewartaan ke Timur. Dan bahkan kita seakan-akan berpendapat bahwa pewartaan ke timur itu tidak ada. Tentu saja hal itu tidak benar. Sebab nyatanya memang ada penyebaran pewartaan ke Timur juga. Walau pun secara historis bisa dipersoalkan mengenai kebenaran dari klaim orang-orang Kerala di India, tetapi bagi saya keyakinan tersebut pasti mempunyai landasan historis juga betapa pun sangat tipis kemungkinannya. Yang jelas, eksistensi Jemaat Kerala mengingatkan kita bahwa memang ada perjalanan pewartaan ke timur, dan tidak hanya perjalanan pewartaan ke Barat. Dan kalau kita sudah sadar maka semoga kita tidak lagi lalai, abai, dan lupa. Jasmerah. Jangan sampai melupakan sejarah. Kata Bung Karno.


No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...