Wednesday, August 9, 2017

MEMAHAMI DAN MENIKMATI MAZMUR 140

Oleh: Fransiskus Borgias M.


Judul mazmur ini dalam Alkitab kita ialah “Doa minta perlindungan terhadap orang-orang jahat”. Mazmur ini terdiri atas empatbelas ayat. Orang di sekitar kita tidak melulu orang baik. Ada juga orang jahat yang mempunyai hati busuk dan merencanakan sesuatu yang tidak baik bagi kita. Kita selalu merasa terganggu oleh keberadaan dan kehadiran mereka. Terkadang kita merasa tidak berdaya menghadapi mereka. Dalam keadaan seperti itu, maka tidak ada jalan lain bagi kita selain meminta bantuan dan perlindungan Tuhan.

Mazmur ini adalah doa dari orang yang terjepit oleh ada dan kehadiran orang jahat di sekitar mereka. Karena itu dalam baris awal mazmur ini pemazmur langsung meminta kepada Tuhan agar Tuhan sudi meluputkan dia dari orang jahat. Ia meminta agar Tuhan menjaga dia dari orang yang melakukan kekerasan terhadap dirinya (ay 2). Tipikal orang jahat dilukiskan dalam ayat 3 yaitu hatinya selalu merancang apa yang jahat, dan menghasut-hasut perang. Perilaku dan terutama perkataan mereka selalu menimbulkan perbantahan dan pertikaian. Tipikal orang jahat itu dilanjutkan dalam ayat 4 yaitu orang yang lidahnya tajam menusuk dan mengandung racun mematikan. Terhadap orang seperti itulah pemazmur meminta kepada Tuhan agar Tuhan sudi memelihara dirinya.

Dalam ayat 5 dikemukakan satu jenis orang jahat, yaitu orang fasik, orang keras, dan yang berniat jahat. Pemazmur meminta agar Tuhan melindungi dia dari orang seperti ini. Akhirnya dalam ayat 6 masih ada satu lagi tipikal orang jahat yaitu orang sombong. Apa bahaya orang seperti ini? Yaitu karena mereka diam-diam merencanakan hal berbahaya bagi pemazmur. Hal yang jahat disimbolkan dengan jerat, tali jaring, dan perangkap. Itu adalah jebakan maut untuk menjerumuskan pemazmur ke dalam lubang tidak tidak terduga-duga sama sekali. Dengan kata lain, orang jahat yang dimaksudkan di sini ialah orang yang menginginkan celaka bagi kita. Ia tidak menghendaki kebahagiaan dan sukacita bagi kita.

Setelah mendeskripsikan orang jahat dalam ayat 1-6, akhirnya dalam ayat 7 pemazmur secara intens mengarahkan permohonannya langsung kepada Allah. Ia meminta agar Tuhan mendengarkan doa permohonannya. Ia meminta agar Allah melindungi dia dalam situasi yang teramat sulit, yang digambarkan di sini dengan metafora perang (hari pertarungan senjata). Ini adalah hari yang amat berbahaya bagi kepala tentara. Karena itu, ia meminta agar Tuhan melindungi kepalanya, maksudnya seluruh diri dan hidupnya dari situasi genting dan ngeri itu (ay 8).

Pemazmur juga meminta agar keinginan orang fasik tidak terpenuhi, agar segala rencana jahat mereka gagal (ay 9). Ia berharap agar orang sombong yang menghadang jalannya, kiranya terkena hukuman oleh rencana jahat mereka (ay 10). Pemazmur berharap agar Tuhan menghukum mereka dengan keras. Ada dua bentuk kekerasan yang secara khusus ia sebut di sini, yaitu ditimpa bara api (Sodom dan Gomorah) dan mereka dijebloskan ke dalam jurang yang dalam, dari mana mereka tidak bisa bangkit lagi (ay 11). Ia berharap agar keadilan dan hukum Tuhan akan segera bertindak terhadap pemfitnah dan orang yang suka kekerasan. Diam-diam ia berharap agar mereka segera dilenyapkan dari bumi ini (ay 12).

Walau dengan seru dan gencar ia mengajukan doa permohonannya akan perlindungan, tetapi akhirnya hanya Tuhanlah yang memutuskan apa yang terbaik. Itu sebabnya, di akhir mazmur ini pemazmur menyatakan keyakinannya bahwa Tuhan akan memberi keadilan kepada orang tertindas. Tuhan akan membela perkara orang miskin (ay 13). Jika hal itu sungguh sudah terjadi, maka tiada henti-hentinya mereka akan memuji nama Tuhan. Orang benar dan orang jujur (lawan dari orang jahat dan orang fasik), akan selalu berdiam di hadapan hadirat Allah, untuk memuji dan memuliakan Tuhan yang menegakkan hukum dan keadilan-Nya di muka bumi ini.

Abepura, Papua Juni 2017
Dosen Teologi Biblis FF-UNPAR Bandung, dan STFT Fajar Timur Abepura.


No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...