Sunday, January 10, 2016

MEMAHAMI DAN MENIKMATI MAZMUR 121

Oleh: Fransiskus Borgias M.

Mazmur 121 ini cukup singkat; hanya 8 ayat. Karena itu saya tidak membaginya menjadi beberapa unit seperti biasanya. Saya membahasnya sebagai satu kesatuan. Judul mazmur ini dalam Alkitab kita ialah sbb: “TUHAN, Penjaga Israel.” Judul ini memang dengan tepat mengungkapkan isi dan pesan pokok Mazmur ini. Bersama dengan Mzm 120-134, Mazmur ini termasuk dalam kategori Mazmur ziarah. Biasanya dipakai oleh para peziarah ketika mereka berziarah ke Yerusalem.

Langsung dalam ayat 1, pemazmur mulai dengan sebuah pernyataan di mana ia melayangkan pandangan matanya ke gunung-gunung. Ia tampak seperti orang yang sedang kebingungan, ketakutan dan serba gelisah. Dalam kebingungan itu ia mencari-cari dari manakah ia bisa mengharapkan datangnya pertolongan. Rupanya ia sedang dalam situasi terancam sehingga ia sangat mengharapkan pertolongan. Yang menarik ialah mengapa ia mengarahkan pandangan matanya ke gunung. Ini misteri bagi saya.

Yang menarik ialah bahwa pertanyaan dalam ayat 1 itu langsung dijawab secara tegas dan positif dalam ayat 2. Jawaban tegas itu ialah: “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” Bagian lanjutan Mazmur ini berbicara tentang Tuhan Allah. Tuhan sang penolong itu akan menjaga kaki kita saat kaki itu dipergunakan untuk berdiri dan berjalan (ay 3). Kaki itu akan kuat, kokoh, tidak akan goyah. Tuhan sang penolong itu adalah sang penjaga yang tidak akan pernah tertidur, Gusti ora sare. Hal itu ditegaskan lagi dalam ayat 4. Tuhan tidak akan terlelap dalam tugasnya menjaga dan melindungi kita. Selain sebagai penjaga, Tuhan juga menjadi naungan bagi kita (ay 5). Ia berdiri di sebelah kanan kita. Karena kita dilindungi dan dinaungi Tuhan, maka kita tidak akan pernah kepanasan akibat matahari di waktu siang (ay 6); juga di waktu malam, bulan tidak akan menyakiti kita (ini terasa aneh).

Sebagai pelindung dan naungan bagi kita, maka Tuhan menjaga kita dari segala celaka, segala nasib buruk. Tuhan menjaga hidup kita (ay 7). Dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu kita akan keluar-masuk rumah kediaman kita untuk melakukan pelbagai pekerjaan dan kegiatan kita. Tentu hal itu yang menjadi rutinitas dalam hidup kita. Pada saat kita melakukan rutinitas itu pun Tuhan juga tetap menjaga dan melindungi kita. Dan hal itu tidak hanya berlangsung sekarang ini saja, melainkan akan berlangsung terus menerus hingga kekal (ay 8).

Tentu ini adalah sebuah pengalaman rohani yang amat menarik: mulai dengan sebuah pengalaman kebingungan dan ketidak-tahuan, tetapi kemudian bermuara pada kepastian iman bahwa Tuhan adalah penjaga dan pelindung hidup kita. Di tanganNyalah kita aman sentosa. Tidak perlu ada kecemasan dan ketakutan. Tidak usah ada gelisah. Kira-kira itulah dan begitulah pesan pokok dari Mazmur ini bagi kita.

Bandung, akhir November 2015.
Oleh: Fransiskus Borgias M.
Dosen Teologi Biblika FF-UNPAR Bandung.

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...