OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
Ada banyak alasan bagi kita manusia untuk selalu bersyukur dan bersujud kepada Allah dan menyanyikan lagu pujian dan syukur kepada-Nya. Dalam Mazmur 99 ini si pemazmur memberikan beberapa alasan penting. Salah satunya ialah nostalgia yang terjadi dalam proses penelusuran ke masa silam. Memang dalam hal ini kita diingatkan untuk selalu ingat sejarah, agar kita mau dan bisa belajar dari sejarah masa silam; sebab kata orang bijak, sejarah adalah guru yang maha penting; pengalaman adalah guru besar kehidupan sebab orang bisa belajar sangat banyak dari khasanah pengalaman kehidupan itu sendiri. Kata orang Latin: verba volant, exempla trahunt (kata-kata terbang, mudah dilupakan, tetapi teladan perbuatan itu bisa menarik orang untuk menirunya); atau ungkapan lain masih dari bahasa Latin: verba volant, exempla manet (kata-kata mudah terlupakan, mudah menguap seperti uap atau embun, tetapi teladan perbuatan akan tetap tinggal selama-alamnya; akan terus melekat dalam ingatan kita yang menyaksikan dan mengalami perbuatan itu). Itu sebabnya Sukarno, dalam salah satu untaian pidatonya yang gemar memakai ungkapan menarik dan singkatan (yang kemudian menjadi akronim politik yang populer), mengatakan bahwa kita “jangan sampai melupakan sejarah” (yang kemudian disingkat menjadi jasmerah).
Tetapi hendaknya juga diingat dan disadari juga bahwa menukik dan menoleh ke masa silam, jangan sampai menyebabkan kita tenggelam dalam masa silam itu. Masa silam selalu dipelajari dan disimak, demi mengarungi masa kini dan mensikapi masa depan. Masa silam harus ditinjau selalu dalam kesadaran akan perspektif totalitas seperti itu.
Menyadari arti penting hal itu maka si Pemazmur dalam mazmur ini mencoba membicarakan hal itu dengan cara dan bahasa ungkapannya sendiri yang khas dan unik. Mazmur ini mempunyai sebuah judul yang amat menarik: TUHAN, Raja yang kudus. Mazmur ini terdiri atas 9 ayat saja; jadi termasuk cukup pendek. Menurut petunjuk literer yang tersedia dalam mazmur ini sendiri, mazmur ini dapat dibagi menjadi dua bagian penting. Pembagian ini juga pasti mencerminkan alur isi yang terkandung di dalamnya. Bagian pertama, mencakup ayat 1-5; bagian kedua, mencakup ayat 6-9. Ulasan saya selanjutnya akan mengikuti kedua pembagian itu. Saya mulai dengan yang pertama.
Ayat 1-2 melukiskan tentang Allah sebagai Raja. Sebagai Raja Ia bertahta di atas para malaekat (cherub). Selain itu, Tuhan juga menjadi raja. Oleh karena itu muka bumi dan segala isinya goyang dan gemetar di hadapan-Nya. Dalam ay.2 muncul nama Sion. Tuhan juga diyakini sedang bertahta di sana. Tuhan itu mahabesar di Sion. Begitulah pandangan dan keyakinan teologis si pemazmur dan kita yang sedang membacanya dengan baik-baik. Tuhan juga melampuai segala bangsa. Pemazmur mengajak para bangsa untuk memuji dan memuliakan keagungan dan kekudusan Allah (ay.3). Tuhan Allah dipuji karena Ia yang menegakkan hukum, kebenaran, dan keadilan di bumi (ay.4). Bagi saya hal ini sangat penting dan mendasar karena ini adalah sebuah proklamasi kebebasan dan keluhuran dan keagungan martabat manusia. Hanya Tuhan sendiri sajalah yang bisa menegakkan pilar-pilar hidup sosial-keagamaan manusia itu. Tanpa adanya pilar-pilar itu, maka cepat atau lambat akan terjadi sebuah kemerosotan yang sangat luar biasa. Sikap memuji dan memuliakan Allah itu kemudian dilanjutkan dalam ay.5 yang menjadi penutup bagian pertama mazmur ini.
Kemudian secara sekilas sejarah masa silam Israel disinggung kembali di sini secara singkat saja (ay.6). Hal ini dilakukan karena orang sangat yakin dengan kenyataan bahwa masa silam itu ikut menentukan kwalitas hidup pada masa sekarang ini dan juga hidup di masa nanti. Tinjauan ke masa silam itu di sini dilakukan dengan cara menyebut tiga tokoh besarnya sebagai wakil dari sekian banyak tokoh besar yang memainkan peranan penting dalam sejarah masa silam Israel (Musa, Harun, Samuel; penyebutan ketiga orang ini hanya sebagai wakil saja, sebab masih ada banyak tokoh besar lain yang ada dalam sejarah perjanjian lama itu sendiri); tidak lupa juga disebutkan di sini satu peristiwa ajaib penyertaan Tuhan dalam karya pembebasan dari Mesir dan dalam perjalanan selama di padang Gurun, yaitu tiang awan, lambang kehadiran dan penyertaan Tuhan sendiri bagi Umat-Nya. Tuhan hadir di tengah-tengah umat-Nya dalam perjalanan ziarah dan pengembaraan mereka menuju ke Tanah Terjanji. Polanya kurang lebih sama: umat berseru kepada Allah, lewat para pemimpin mereka dan Tuhan menjawab mereka dari dalam tiang awan. Ditinjau secara historis, memang di masa silam umat telah mentaati hukum, ketetapan, dan peringatan-peringatan Tuhan (ay.7).
Singgungan-singgungan ke sejarah masa silam selalu dimaksudkan untuk sebuah pendidikan etis-teologis-praktis pada masa kini. Diharapkan bahwa dengan melihat pola relasi Allah dan umat di masa silam, akan muncul di tengah umat pada masa kini suatu keinginan untuk memuji dan memuliakan Allah juga. Allah dialami dan dirasakan sebagai sang pengampun, tetapi juga yang membalas perbuatan umat (ay.8). Walaupun tidak secara eksplisit disebut dalam teks ini, tetapi kiranya pendidikan dari pihak Allah, selalu dimaksudkan untuk perbaikan dan kebaikan umat; bukan untuk kebinasaan dan kematian. Ajakan penutup dalam ay.9 hampir secara harfiah mengulangi kembali ayat 5 (yang menutup penggalan pertama mazmur ini). Inti ajakan itu adalah untuk meninggikan TUHAN dan bersembah sujud di hadapan-Nya. Hanya bedanya dalam ayat 5 disinggung hanya tumpuan kaki-Nya, sedangkan dalam ay.9 disinggung secara eksplisit tumpuan kaki itu, yakni gunung-Nya yang kudus. Alasan bagi ajakan untuk meninggikan dan menyembah Allah itu ialah karena Allah itu kudus, dan Allah yang kudus itu adalah Allah kita.
Nglempong Lor, 03 Maret 2013
canticum solis adalah blogspot saya untuk pendalaman dan diskusi soal-soal filosofis, teologis, spiritualitas dan yang terkait. Kalau berkenan mohon menulis kesan atau komentar anda di bagian akhir dari artikel yang anda baca. Terima kasih... canticum solis is my blog in which I write the topics on philosophy, theology, spiritual life. If you don't mind, please give your comment or opinion at the end of any article you read. thanks a lot.....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
PEDENG JEREK WAE SUSU
Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari Puncak perayaan penti adala...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm) Mazmur ini termasuk cukup panjang, yaitu terdiri atas 22 ayat, mengikuti 22 abjad Ib...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M. Judul Mazmur ini dalam Alkitab ialah Doa mohon Israel dipulihkan. Judul itu mengandaikan bahwa keadaan Israe...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M. Sebagai manusia yang beriman (percaya), kiranya kita semua sungguh-sungguh yakin dan percaya bahwa Tuhan itu...
No comments:
Post a Comment