Tuesday, May 25, 2010

PREFASI SANTA PERAWAN MARIA

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
TEOLOG DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG



Buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) kita menyediakan dua Prefasi Santa Perawan Maria. Yang pertama, diberi judul kecil Bunda Yang Tetap Perawan. Rubrik TPE memberi keterangan sbb: Prefasi ini boleh dipakai dalam Perayaan Ekaristi Santa Maria tetapi dengan menyebutkan secara khusus nama Hari Raya atau pesta atau peringatan yang diselenggarakan pada hari yang bersangkutan. Liturgi gereja mengatakan bahwa salah satu hajatan terkait Santa Perawan Maria menjadi alasan bagi kita untuk selalu bersykur kepada Allah. Mengapa? Mengapa perlu ada alasan mariologis untuk memuji dan memuliakan Allah? Prefasi ini hanya memberi satu alasan atau jawaban saja terhadap pertanyaan tadi, tetapi itu adalah sebuah alasan yang paling kuat dan mendasar. Alasan itu adalah karena ia (Maria) “…telah mengandung Putera Tunggal-Mu karena kuasa Roh Kudus.” Jadi, yang diingat di sini tentu saja ialah peristiwa inkarnasi, yang menjadi mungkin terlaksana karena fiat dari pihak Maria. Lalu ada keterangan lebih lanjuta, bahwa walau pun mengandung, namun ia (Maria) tetap perawan. Hal itu juga diingatkan dalam prefasi ini. Berkat partisipasi dalam rencana ilahi melalui inkarnasi itulah, Maria mampu “memancarkan terang abadi bagi dunia.” Tentu yang disinggung di situ ialah Tuhan Yesus Kristus, yang adalah Lux mundi, Lumen Gentium. Selanjutnya dikatakan bahwa para malaekat di surga memuji keagungan-Mu, dengan pengantaraan Kristus juga; itu juga terjadi bersama dengan segenap kuasa surga. Menyadari hal itu, kita manusia, sementara masih di dunia ini terdorong ikut ambil bagian dalam lagu pujian abadi para malaekat itu di bumi ini.

Prefasi SPM II diberi keterangan kecil sbb: Yang bersahaja dipilih Allah. Rubrik dalam TPE kita memberi keterangan sbb: Prefasi ini boleh dipakai dalam Perayaan Ekaristi Santa Perawan Maria. Lagi-lagi Prefasi ini, seperti halnya prefasi yang pertama tadi, memberi motif mariologis untuk memuji dan memuliakan Allah. Dikatakan di sana: Terutama pada peringatan Santa Perawan Maria ini kami mengagungkan kemurahan-Mu dengan menggemakan lagu pujian. Prefasi ini juga memberi alasan paling mendasar untuk pujian yang bermotif mariologis tsb: Allah telah melakukan satu karya agung sebagai tanda belas kasih Allah yang disaksikan oleh seluruh bumi dan segala jaman; karya agung yang dimaksud itu tidak lain ialah tindakan Allah memilih “Santa Perawan Maria, hamba-Mu yang bersahaja.” Allah Bapa memilih Maria (hamba bersahaja), untuk ikut serta ambil bagian dalam karya penyelamatan (penebusan) umat manusia, melalui peristiwa inkarnasi. Itu sebabnya Prefasi mengatakan bahwa Allah menganugerahkan Penyelamat umat manusia, melalui dia (Maria). Penyelamat itu ialah Yesus Kristus, PuteraMu dan Tuhan kami. Bala tentara malaekat surgawi bersembah sujud memuji Allah, juga dimungkinkan karena peranan kepengantaraan Kristus itu. Itu sebabnya kita manusia di dunia ini dengan penuh semangat dan sukacita ikut serta bergabung dalam kidung pujian abadi para malaekat untuk memuji Allah mulai dari dunia ini hingga selama-lamanya dalam liturgi agung dan abadi di surga kelak.

Perlu saya ingatkan bahwa dalam TPE Indonesia hanya tersedia dua Prefasi SP Maria. Kedua Prefasi itu sudah saya bahas di atas. Tetapi dalam buku pegangan misa harian bahasa Inggris (Week Daily Missal) saya temukan beberapa prefasi lain yang dengan satu dan lain cara terkait atau dikaitkan dengan SP.Maria. Di sana saya temukan tiga Prefasi seperti itu. Terlebih dahulu saya daftarkan prefasi-prefasi yang dimaksud, sesudah itu saya akan uraikan ketiga prefasi itu satu per satu: 1). Prefasi Hari Raya Kabar Sukacita (Annunciatio) yang jatuh pada tanggal 25 Maret. 2). Prefasi Hari Raya Santa Maria Dikandung tanpa Noda Dosa (Immaculata Conceptio), yang jatuh pada tanggal 08 Desember. 3). Prefasi Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan badan (Assumptio), yang jatuh pada tanggal 15 Agustus. Ketiganya termasuk kategori Hari Raya. Setiap tahun kita dapat melihat hal ini dalam dan melalui Kalender Liturgi yang secara rutin dan tekun diterbitkan Komisi Liturgi Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI). Saya coba uraikan dan jelaskan satu per satu prefasi itu menurut tanggal kemunculannya sepanjang tahun.

Saya mulai dengan Prefasi pertama. Ada beberapa kebenaran iman penting yang diwartakan dan dirayakan dalam dan melalui Prefasi Hari Raya Kabar Sukacita ini, yang jatuh setiap tahun tanggal 25 Maret (Sembilan bulan sebelum 25 Desember, Hari Natal, Hari Kelahiran Tuhan Yesus). Prefasi ini dimulai dengan satu alasan Kristologis untuk memuji dan memuliakan Allah yang hidup dan mahakuasa. Lalu gereja mengutarakan keyakinannya bahwa Kristus telah datang untuk menyelamatkan manusia. Hal ini terjadi dengan cara inkarnasi, yaitu Ia sendiri menjelma menjadi manusia. Itulah solidaritas negatif Allah dalam diri Yesus Kristus, menurut istilah P.Cletus Groenen OFM dalam Soteriologi Alkitabiah-nya itu. Misteri inkarnasi itu terjadi karena SP.Maria, yang setelah menerima dan menyetujui kabar dari malaekat dalam iman, lalu mengundang oleh daya kekuatan Roh Kudus dan dengan itu melahirkan PuteraMu dalam cinta termurni. Kemudian kita lihat bahwa misteri Kristus itu dijelaskan dengan dua cara. Pertama, dengan cara dikaitkan dengan sejarah Israel dalam Perjanjian Lama: Gereja yakin bahwa dalam Kristus, sang kebenaran abadi, janji Allah kepada Israel terwujud, terlaksana. Kedua, dengan cara dikaitkan dengan sejarah seluruh umat manusia: gereja juga yakin bahwa dalam Kristus, yang adalah harapan segala bangsa, harapan manusia pun terwujud melampaui apa yang diharapkan dan diduga manusia secara tidak terduga-duga sama sekali. Akhirnya kembali lagi motif Kristologis bagi puja-puji para malaekat di surga yang bersukacita di hadapan hadirat Allah. Kita manusia di dunia ini berharap dapat ikut serta ambil bagian dalam paduan suara malaekat surga itu untuk memuji dan memuliakan Allah hingga selama-lamanya.

Prefasi kedua ialah Prefasi Hari Raya Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan badan, yang setiap tahun dirayakan tanggal 15 Agustus. Sebagaimana biasa, Prefasi ini pun dimulai dengan motif kristologis untuk memuji Allah Bapa. Kita mengucap syukur senantiasa kepada Allah Bapa yang hidup dan berkuasa dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan Kami. Selanjutnya Prefasi ini mengingatkan kita sekalian akan salah satu misteri perayaan iman kita, yaitu bahwa pada hari ini perawan Bunda Allah diangkat ke surga. Pengangkatan ini mempunyai motif eklesiologis, yaitu agar Bunda Maria, dalam martabat kesempurnaannya itu, dapat menjadi awal mula dan sekaligus pola atau model bagi gereja dalam perjalanan dan perkembangannya kepada kesempurnaan. Sekaligus diharapkan agar Bunda Maria dapat menjadi tanda pengharapan dan sumber penghiburan bagi umat yang sedang dalam perjalanan ziarah mereka ke surga. Gereja menyatakan pandangan dan keyakinannya bahwa Allah tidak memperkenankan bahwa tubuhnya termakan oleh kehancuran. Hal itu juga mempunyai dasar kristologis, yaitu bahwa tubuh itu sangat mulia karena ia telah mengandung dan melahirkan PuteraMu, yang adalah Tuhan atau Penguasa atas kehidupan. Hal itu terjadi di dalam kemuliaan dan keagungan peristiwa inkarnasi. Hal itu jelas mendatangkan sukacita dan pengharapan bagi kita semua. Oleh karena itu kita pun terdorong memuji dan memuliakan kemuliaan Allah bersama lagu pujian abadi para malaekat di surga.

Prefasi ketiga ialah prefasi Hari Raya Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda dosa, yang setiap tahun dirayakan tanggal 8 Desember (tepat 9 bulan sebelum 9 September, Pesta Kelahiran St.Perawan Maria). Prefasi ini, sebagaimana Prefasi lainnya, dimulai dengan keinginan kita untuk senantiasa memuji dan memuliakan Allah yang hidup dan berkuasa. Hari ini kita merayakan salah satu misteri perayaan Maria dalam gereja, di mana kita yakini bahwa Allah tidak membiarkan noda dosa Adam menyentuh (apalagi merusak) Perawan Maria. Dia itu penuh rahmat, sebagaimana dikatakan malaekat Gabriel itu (Luk.1:28), gratia plena, kekharitome; itu tidak lain karena dia menjadi pantas dan layak menjadi bunda PuteraMu sendiri. Ini semua terjadi sebagai tanda bukti perkenanan Bapa kepada Gereja pada awal mula keberadaannya, dan sekaligus menjadi tanda kesempurnaannya sebagai mempelai Kristus, yang cerlang cemerlang bersinar dalam kecantikannya. Kita yakin bahwa dialah yang termurni di antara perawan, karena dia harus mengandung dan melahirkan PuteraMu, anak Domba yang tidak bercela, yang menghapus dosa-dosa dunia (Yoh.1:29). Kita juga yakin bahwa Allah memilih dia dari semua perempuan untuk menjadi juru biacara (advocata) kita di hadapanMu dan sekaligus juga menjadi pola bagi kekudusan dan kesempurnaan kita. Semuanya ini juga mendatangkan sukacita dan pengharapan bagi kita, dan kita pun terdorong menyanyikan kemuliaanMu, bersama paduan suara para malaekat di surga mulai dari dunia ini dan untuk selama-lamanya.


Bandung, 17 Mei 2010
Diketik kembali sambil dikembangkan, 22 Mei 2010.
Fransiskus Borgias M.

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...