Wednesday, May 19, 2010

PREFASI ROH KUDUS: PENTAKOSTA

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
TEOLOG DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG



Dalam TPE kita terdapat tiga Prefasi Roh Kudus. Masing-masing disebut Prefasi Roh Kudus I dan Prefasi Roh Kudus II, Prefasi Roh Kudus III. Kita mulai dengan melihat dan membahas Prefasi Roh Kudus I. Prefasi ini, menurut keterangan dalam rubrik buku TPE kita, dipakai pada Hari Raya Pentakosta. Maka fokusnya dan juga fokus refleksi ini ialah pada Hari Raya Pentakosta tersebut. Sudah ditekankan sejak baris-baris awal, dalam dan melalui Prefasi ini, Gereja menghaturkan puji syukur kepada Allah Bapa yang mahakudus, Allah yang kekal dan kuasa. Alasan yang dikemukakan untuk ucapan syukur itu ialah karena pada hari ini, yaitu Hari Raya Pentakosta, Allah memahkotai perayaan Paskah kita. Jadi, tersirat di sini suatu pandangan bahwa Hari Raya Pentakosta sesungguhnya adalah mahkota (puncak) dari perayaan Paskah. Pada peristiwa puncak ini, Allah Bapa mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada umat manusia. Umat itu, dengan demikian, disatukan oleh Bapa dengan Putra Tunggal-Nya, dan sekaligus juga dengan itu mereka diangkat menjadi anak-anakNya.

Selanjutnya disinggung beberapa peran atau karya dari Roh Kudus itu. Secara khusus di sini disinggung mengenai peranan Roh Kudus yang melahirkan Gereja. Ya, Gereja memang lahir pada dan dengan peristiwa Pentakosta itu, sehingga boleh disebut gereja pentakostalis, suatu paham eklesiologis Pentakostalitas. Roh Kudus itu juga yang diyakini Gereja telah dan masih memperkenalkan (mewahyukan misteri Bapa kepada segala bangsa. Akhirnya, secara khusus disinggung juga mengenai peran Roh Kudus itu dalam mempersatukan aneka ragam bahasa dan muara dari ini semua (penyatuan aneka ragam bahasa) ialah pengakuan iman yang sama. Efek penyatuan bahasa itu ada pada tataran efek penyatuan iman yang sama. Saya menyebut hal ini efek teologis. Itulah beberapa pokok yang dapat kita tarik dari Prefasi Roh Kudus I.

Prefasi Roh Kudus II, menurut keterangan dalam rubriknya, boleh dipakai dalam Perayaan Ekaristi votif Roh Kudus. Seperti biasa setiap Prefasi pasti didahului dengan pernyataan puji dan syukur, maka tampak bahwa dalam bagian alasan untuk puji syukur itu, mula-mula disinggung dulu peristiwa misteri Kristologis, yaitu misteri kenaikan. Dikatakan di sana bahwa Kristus telah naik ke surga bahkan melampaui segala langit. Di sana Kristus duduk di sisi kanan Allah Bapa, seperti yang dipersaksikan dalam visiun atau penglihatan yang dialami Stefanus itu (bdk.Kis.8:56). Setelah disinggung mengenai peristiwa kenaikan itu, barulah disinggung mengenai peristiwa turunnya Roh Kudus. Seperti dikatakan dalam injil Yohanes, Roh Kudus baru turun setelah Yesus pergi. Itulah yang kita baca dalam wacana Yohanes ketika Yesus menjanjikan Penolong yang lain (Yoh.14:15-31). Kita mengharapkan hal itu, karena Kristus sendirilah yang telah menjanjikanNya kepada dan bagi kita. Setelah Kristus bertahta dalam tahta misteri Allah Trinitas mahakudus di surga, gereja pun menjadi sangat yakin bahwa Ia mengutus Roh Kudus; di sini dipakai bahasa yang tidak personal (impersonal), yaitu kata kerja mencurahkan. Roh Kudus itu dicurahkan ke dalam hati setiap orang yang telah diangkat oleh Bapa menjadi anak-anakNya. Itulah alasan penting dan paling fundamental untuk memuji Allah bersama para malaekatNya.

Prefasi Roh Kudus III, sebagaimana halnya Prefasi Roh Kudus II, boleh dipakai dalam Perayaan Ekaristi votif Roh Kudus. Pokok kebenaran iman dan paham teologis yang diwartakan di sini ialah keyakinan bahwa Roh Kudus membimbing Gereja. Gereja bersyukur kepada Allah Bapa karena setiap saat Ia memperhatikan keadaan segala makhluk. Itulah yang dalam bahasa resmi teologi disebut Penyelenggaraan Ilahi, atau Providentia Dei. Memang penyelenggeraan Allah itulah yang menjadi prasyarat hidup segala makhluk. Tanpa penyelenggaraan Allah, maka tidak mungkin ada kehidupan bagi segala makhluk di bumi dan alam semesta ini. Selain itu, gereja juga sangat yakin bahwa Allah Bapa membimbing para pemimpin Gereja dengan kebijaksanaan yang menakjubkan. Jadi, ada keyakinan yang tersirat di sini bahwa Allah membimbing Gereja melalui hikmat kebijaksanaan yang dicurahkan kepada para pemimpinnya, sebab hikmat itu memang berasal dari Allah, dan bahkan ia berada pada Allah juga sejak awal mula, sebagaimana disinggung dalam kitab Amsal (Ams.8:22-32; bdk.Kej.1:1; Yoh.1:1). Diyakini juga bahwa Allah Bapa menguatkan umatNya dengan daya kekuatan Roh Kudus. Lalu secara khusus disinggung mengenai karya Roh Kudus itu, yakni membina sikap takwa dan peka terhadap kehendakMu. Jadi, diyakini bahwa sikap takwa dan peka akan Allah adalah hasil karya Roh Kudus. Berkat tuntutan Roh Kudus kita yakin boleh berharap akan dua hal ini: Pertama, bila dalam hidup ini kita mengalami kerisauan, kita boleh berharap pada bantuan Allah; kedua, bila dalam hidup ini kita mengalami kegembiraan, ya, itu kesempatan bagi kita untuk jangan sampai takabur dan lupa diri, melainkan kita harus tahu mengucap syukur dan Roh Kudus juga mengingatkan kita akan dua hal tersebut. Jadi, walau ini adalah prefasi Roh Kudus, tetapi akhirnya hal ini juga bercorak Trinitarian karena mengingatkan akan keberadaan Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Allah Trinitas itulah, yang di dalam Kristus diagungkan oleh surga dan bumi bersama seluruh para malaekat, dalam lagu pujian liturgi abadi surgawi.

SELAMAT MENYONGSONG HARI RAYA PENTAKOSTA 2010


SIS B
CCRS FF UNPAR BANDUNG
15 Mei 2010

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...