Thursday, May 13, 2010

MENIKMATI MAZMUR 68

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
TEOLOG DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG




Judul mazmur ini menarik: Perarakan Kemenangan Allah. Mazmur ini panjang dan dapat dibagi lima. Bgn I: ay.1-7. Dimulai dengan pelukisan tindakan Allah: Allah bertindak maka para lawanNya hancur berantakan (ay.2). Kehancuran mereka diibaratkan dengan asap yang hilang tertiup angin, lilin yang meleleh karena api (ay.3). Lain sekali nasib orang benar: mereka bersukacita di hadapan Allah (ay.4). Maka pemazmur mengajak kita untuk bernyanyi bagi Allah yang menguasai alam semesta (dilambangkan dengan ungkapan melintasi awan-awan) (ay.5). Allah itu tidak hanya Raja alam Semesta yang bertahta jauh di atas sana. Ia juga menaruh perhatian akan orang miskin, anak yatim dan para janda (ay.6). Perhatian yang amat kongkret. Allah adalah pembebas dan pembela kaum kecil (ay.7). Ia tidak berkenan kepada para pemberontak.

Bgn II: ay.8-19. Dimulai dengan ay.8-9 yang melukiskan kedahsyatan Allah Raja Alam semesta. Seluruh bumi berguncang di hadapan Allah, langit menurunkan hujan. Allah juga bertindak dengan menyelenggarakan musim: Ia mencurahkan hujan sehingga menghidupkan banyak orang, termasuk ternak para gembala sederhana (10-11). Ay.12-19, secara garis besar sekali lagi melukiskan karya penyelenggaraan Allah raja semesta alam yang menyelenggarakan hidup seluruh alam semesta, baik itu dengan menegakkan keadilan dan hukum, mengusir tentara penindas, maupun dengan memberi kemewahan, dan Tuhan berkenan diam di gunungNya yang kudus yaitu Sinai sehingga para bangsa datang menyembah kepadaNya.

Bgn III: ay.20-24. Dimulai dengan ay.20-21 yang melukiskan pengalaman pemazmur akan Allah: Allah itu penyelenggara hidup kita. Dialah keselamatan kita. Ia meluputkan kita dari maut. Inilah segi positif dari pengalaman akan Allah. Ay.23-24, pelukisan segi negatif dari pengalaman akan Allah. Di sini Allah dilihat sebagai penyelamat karena Ia menghancurkan para musuh. Memang bahasanya sangat kejam, mungkin karena diangkat dari bahasa medan perang. Tetapi begitulah pemazmur melukiskan pengalamannya akan Allah. Allah ikut campur tangan dalam peperangan, sehingga mereka mampu mengalahkan musuh.

Bgn IV: ay.25-30. Di sini dilanjutkan dengan imajinasi pemazmur yang coba membayangkan rombongan peziarah yang datang ke Yerusalem (ay.25). Ia melukiskan urutan peziarah itu (ay.26). Tidak lupa dikutip sebagian syair lagu yang kiranya dinyanyikan dalam arakan itu (ay.27). Sebagian kecil dari duabelas suku Israel disebut di sini (ay.28). Mereka juga ikut dalam arak-arakan ke rumah Tuhan. Bagian ini diakhiri dengan permohonan (ay.29-30) agar Allah, demi BaitNya yang Kudus di Yerusalem, kiranya sudi bertindak bagi Israel dengan menunjukkan kekuatan dan kemuliaanNya.

Dalam Bgn V, imajinasi pemazmur lalu kembali ke awal kisah pembebasan dari Mesir dengan menyebut penyeberangan di Laut Teberau. Itu hanya mungkin karena tindakan dan campur tangan Allah (ay.31). Dalam ay.32 disinggung secara sekilas kisah pembebasan itu. Selanjutnya pemazmur mengajak kita untuk bernyanyi memuji Allah dengan mazmur dan kidung (ay.33) karena Allah adalah Raja semesta alam. Tidak ada cara lain bagi kita, selain mengakui kuasa dan kemegahan Allah atas Israel dan atas alam semesta (ay.34). Allah yang megah dan mulia itu dialami dan diyakini berdiam di tempatNya yang kudus di Yerusalem, dan memerintah atas Israel. Allah menjadi sumber kekuatan hidup umatNya. Itu sebabnya pemazmur mengakhiri mazmur ini dengan seruan agung dan meriah: Terpujilah Allah!


SIS B
CCRS FF UNPAR BANDUNG
12 MEI 2010

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...