Oleh: Fransiskus Borgias M.
Setiap kali Kamis Putih datang, saya selalu merindukan Ibadat Lamentasi. Ibadat ini sangat biasa kami lakukan di Flores selama trihari suci. Biasanya ibadat itu dilakukan pagi hari hari. Pada masa Sekolah Dasar, hal itu sering kami lakukan di Paroki. Kebetulan tempat bapa saya mengajar adalah pusat Paroki. Pastor Parokinya adalah Pastor SVD dari Hungaria yang pandai menyanyi dan betul memberi perhatian pada kesemarakan liturgi lewat cara perayaan dan pembawaannya. Waktu di masa Sekolah Dasar itu, saya ingat dengan baik bahwa teks ibadat Lamentasi itu diambil dari Kitab Ratapan, dari mana nama ibadat itu berasal, Lamentatio (Latin), artinya ratapan. Saya ingat baik bahwa seluruh teks itu dibawakan dengan dinyanyikan. Saat itu, teksnya tersedia dalam tiga bahasa: Latin, Indonesia, Manggarai. Pernah beberapa kali saya dengar para guru SD menyanyikan versi Latin itu ketika aku masih kecil. Aku terkesima dan terpesona mendengar syair lagu yang bunyinya indah walau asing, karena tidak dalam bahasa ibuku. Tetapi terasa indah. Entah mengapa? Para guru itu membawakannya dengan kelompok paduan suara yang dibentuk untuk itu. Mereka menyanyikan hal itu dengan penuh semangat dan penghayatan. Sebagai anak kecil saya merasakan hal itu ada pada mereka, terpancar dari wajah dan bahkan suara mereka.
Pernah juga ketika masih kecil saya mendengar lagu lamentasi itu dalam bahasa Indonesia. Tetapi yang paling aku ingat ialah teks lagu itu dalam bahasa Manggarai. Beginilah pengantarnya: Wangkan tilir di Yeremias propheta. Artinya: Inilah permulaan ratapan nabi Yeremia. Kemudian dalam perkembangannya kata propheta itu diterjemahkan menjadi nabi nggeluk, yang artinya,nabi kudus, sehingga seluruh teks pembuka itu ada dalam bahasa Manggarai. Sungguh luar biasa dan mengagumkan. Refrein tetapnya (ayat ulangan) setelah pembuka itu ialah berupa seruan kepada Yerusalem agar bertobat. Beginilah kira-kira bunyinya: Yerusalem, Yerusalem, kole one agu Mori Kraeng de hau. (Yerusalem, Yerusalem, kembalilah pada Tuhan Allahmu). Pengantar dan refrain ayat ulangan itu masih saya ingat dengan sangat baik sampai sekarang. Sayang saya lupa syair-syair solois-nya yang sangat indah dalam teks terjemahan Manggarainya. Saya berniat mencari lagi naskah yang sangat berharga ini.
Ketika sudah masuk di Seminari Pius XII Kisol, teks lagu lamentasi sudah agak lain. Fokus refleksi adalah dosa kita yang aktual saat ini: Dosaku, dosaku, betapa kejinya, jiwa, pulanglah, pulanglah, pulang kepada Tuhanmu. Atau versi lain: Jahatlah dosamu manusia, jahatlah dosamu manusia, pulanglah, pulanglah kau pada Tuhanmu. Jadi, fokusnya ialah dosa kita yang nyata saat ini dan di sini. Kita diajak untuk menyadari keji dan jahatnya dosa kita. Beberapa syair solo, diambil dari adengan Injil: Tercekik antara pedihnya luka-luka, pada tubuh dan jiwa. Dahagaku menjadi-jadi, Aku diberi minum empedu dan cuka. NyawaKu tiada disayangi, dengan pedih aku dibuang, dan dihitung, di antara penjahat. Itulah beberapa potong syair yang masih saya ingat.
Ya, aku rindu akan itu semua sekarang ini. Semoga suatu saat saya bersama teman-teman bisa memperkenalkan ibadat yang indah ini ke beberapa tempat di Bandung ini. Itu menjadi keinginan dan harapan saya.
SIS B
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR BANDUNG
01 APRIL 2010
Diketik kembali hari ini 02 April 2010
canticum solis adalah blogspot saya untuk pendalaman dan diskusi soal-soal filosofis, teologis, spiritualitas dan yang terkait. Kalau berkenan mohon menulis kesan atau komentar anda di bagian akhir dari artikel yang anda baca. Terima kasih... canticum solis is my blog in which I write the topics on philosophy, theology, spiritual life. If you don't mind, please give your comment or opinion at the end of any article you read. thanks a lot.....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
PEDENG JEREK WAE SUSU
Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari Puncak perayaan penti adala...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm) Mazmur ini termasuk cukup panjang, yaitu terdiri atas 22 ayat, mengikuti 22 abjad Ib...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M. Judul Mazmur ini dalam Alkitab ialah Doa mohon Israel dipulihkan. Judul itu mengandaikan bahwa keadaan Israe...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M. Sebagai manusia yang beriman (percaya), kiranya kita semua sungguh-sungguh yakin dan percaya bahwa Tuhan itu...
2 comments:
Pak Frans .. klo di paroki Mok MATIM lamentasi biasanya sabtu pagi jam 6 atau jam 7.
semenjak saya SMP di keuskupan denpasar sampai di biara.. keuskupan MAKASSAR DAN KEUSKUPAN MANADO saya TIDAK PERNAH IKUT LAGI DOA lAMENTASI.
biasanya SD dulu saya ikut bapa dan mama serta kakak-kakak saya kalau mau ikut ibadat Lamentasi..
saya berharap di keuskupan lain juga adakan doa LAMENTASI..
yerusalem, yerusalem kembalilah pada TUHAN ALLAHMU..
Terima kasih banyak suster....
suster sudah sudi memberi komentar di sini...
pertama-tama saya mohon maaf karena sangat terlambat membalas komentar suster di sini. ya, karena terlalu sibuk.
kedua, ya memang kita dari flores banyak rindu akan lamentasi ini.
di Jawa tidak ditemukan.
tapi di paroki kramat kami sudah perkenalkan juga sejak lama.
banyak juga para umat yang meminatinya.
sekali lagi terima kasih banyak yah.
Post a Comment