Saturday, January 16, 2010

MENDALAMI DAN MENIKMATI MAZMUR 61

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies) FF-UNPAR, BANDUNG



Mazmur ini cukup singkat, hanya terdiri atas 9 ayat saja. Judulnya dalam Alkitab kita menarik, yaitu: Doa untuk raja. Demi memudahkan pendalaman dan pemahaman, kita dapat membagi mazmur ini ke dalam dua unit besar ini: Bagian pertama, ayat 2-6. Bagian kedua, ayat 7-9. Di bawah ini saya akan mencoba secara singkat mendalami isi dari masing-masing bagian atau penggal itu. Kita mulai dengan yang pertama.

Dalam bagian pertama (ay.2-6), si pemazmur melambungkan doa-doa dan pujiannya kepada Allah semesta alam. Tetapi secara lebih rinci dapat dikatakan demikian. Ia mulai dengan permohonan yang sangat mendesak kepada Allah agar Allah sudi mendengarkan seruan dan doanya (ay 2). Ia melukiskan bahwa dirinya saat ini sedang berada dalam keletihan dalam sebuah perjalanan yang panjang (dari ujung bumi). Kiranya ini adalah sebuah bahasa metafor mengenai perjuangan hidup dan doa yang tidak jarang memang sangat melelahkan. Kiranya kita semua tahu bahwa berdoa itu tidak selalu mudah. Bahkan berdoa itu adalah sebuah perjuangan juga, perlu perjuangan juga.

Tetapi mengapa ia berani melambungkan permohonan seperti itu? Itu tidak lain karena selama ini ia sudah mempunyai pengalaman yang positif akan Allah yaitu bahwa Allah telah menjadi tempat perlindungan dan menara yang kuat baginya (ay 4). Ia menyerahkan dan memasrahkan dirinya kepada perlindungan Allah semata-mata. Ia memohon agar ia sudi diperkenankan bisa menumpang atau berdiam di kediaman Allah, juga agar ia bisa masuk ke dalam naungan kepak sayapnya (metafor induk ayam yang melindungi anaknya dan dengan itu memberi kehangatan dan keamanan). Dengan yakin ia sekali lagi mengungkapkan kepercayaannya akan Allah di masa silam, bahwa Allah itu selama ini telah mengabulkan doa-doa dan permohonannya. Maka sekarang si pemazmur itu siap melambungkan isi permohonan doanya saat ini kepada Allah, arah dan tujuan segala doa semesta alam.

Tetapi apa isi kongkret dari doanya itu? Dalam doanya ia memohonkan agar sang raja panjang umurnya dan dikarunia keturunan (ay 7). Ia memohonkan agar sang raja bisa hidup dari generasi ke generasi. Permohonan yang terkandung dalam ay 7 ini sudah termasuk dalam unsur-unsur pokok keselamatan yang berasal dari Allah. Tetapi menurut saya ayat 8 kiranya jauh lebih menarik: di sana ia meminta agar raja bisa memerintah dengan baik di hadapan Allah. Mengapa ini menarik? Karena sering kali raja bisa menjadi sangat angkuh dan ingin sekali mendewakan (menjadikan diri berhala) diri mereka sendiri (sebuah tendensi dan godaan yang sangat kuat dalam kerajaan-kerajaan teokratis di dunia kuno). Jelas ini adalah kultur pemberhalaan manusia. Si pemazmur dengan sangat jelas menolak ini. Ia, dalam doanya, meminta agar sang raja berkuasa, tetapi ia berkuasa dalam konteks kesadaran teologis dan iman yang harus bermuara juga secara etis. Bahwa masih ada kuasa yang lebih tinggi dari dirinya. Bahwa karena itu ia tidak boleh berkuasa dan memerintah dengan sewenang-wenang sebab semuanya akan dipertanggung-jawabkan kepada sang penguasa tertinggi yaitu Allah sendiri.

Masih ada lagi sesuatu yang menarik. Ia memohon kepada Allah agar Allah sudi mengutus dua sifatnya agar dapat menyertai raja selama masa pemerintahannya. Kedua hal itu ialah kasih setia (hesed) dan kebenaran (dikaosyne). Kedua hal ini diminta agar sudi menjadi penjaga sang raja. Kalau ini terjadi, yaitu kalau sang raja dijaga oleh kasih setia dan kebenaran, maka ia akan memerintah dengan sangat baik dan penuh kebijaksanaan. Dalam ayat 9 kita menemukan sumpah setia si pemazmur. Ia mau bermazmur bagi nama Allah untuk selama-lamanya. Ia juga tidak lupa membayarkan nazarnya setiap hari kepada Allah. Sebuah praksis hidup iman yang patut diteladani.


Bandung, 17 Januari 2010
Sis B CCRS FF-UNPAR BANDUNG.

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...