Mazmur ini ialah Doa pada waktu sakit. Ay 1 dimulai dengan doa permohonan kepada Allah agar Tuhan tidak menghukum dia. Mulai dari ay
Mulai dari ay 12-13 ia melukiskan satu pengalaman psikologis lain, yaitu merasa terisolir dari relasi sosialnya selama ini. Karena sakit, ia ditinggalkan teman-temannya. Sanak famili menjauh. Mungkin takut tertular. Mungkin tidak tahan dengan bau badan si sakit dan luka yang ada di tubuhnya. Dalam keadaan seperti itu ia terancam karena ia merasa seakan orang ingin mencabut nyawanya. Pengalaman sakit berat memang bisa menimbulkan rasa curiga berlebihan pada lingkungan sekitar. Orang mudah tersinggung. Saya lebih suka menyebut ay 13 ini sebagai NDE: Near Death Experience, Pengalaman berada di ambang maut. Pengalaman sakit itu, begitu menyakitkan, sampai si sakit terjeblos dalam apatisme. Itulah yang tampak dalam ay 14-15. Ia menutup diri dari dunia. Dunia sekitar yang menjauhi dia, sekarang ia balas dengan apatis. Ia masuk dalam tahap psikologis mutung, amarah. Itu juga masuk akal dalam pengalaman sakit.
Yang menarik ialah bahwa ia masih berharap pada Allah. Ini paradoks yang sulit dipahami kecuali oleh orang sakit itu sendiri. Setelah dunia sekitar tidak lagi dapat diharapkan, kini ia hanya berharap pada Allah. Itulah yang dapat kita rasakan dalam ay 16. Ia berharap pada Allah dengan syarat asal orang yang mengancam dia tidak datang laksana banjir (ay.17.20). Ia merasa tidak berdaya (ay.18). Sekali lagi ia menyadari dosanya dan dengan rendah hati ia mengaku. Dosa mendatangkan kecemasan dalam dirinya (ay 19). Tidak lupa ia melukiskan perilaku orang di sekitarnya, terutama musuhnya. Mereka adalah manusia yang tidak berbalas budi. Si pemazmur memberi yang baik, mereka balas dengan kejahatan. Si pemazmur berusaha menjadi orang baik, tetapi justru karena itu ia dimusuhi (ay.21). Itulah realitas dalam masyarakat. Harapan yang muncul beberapa kali dalam mazmur ini, akhirnya muncul sebagai mahkota refleksi pemazmur. Sebab ia mengakhiri doanya ini dengan mohon pada Allah agar jangan meninggalkan dia sendirian, dalam sakitnya, melainkan datanglah segera menolong dia. Sebab dalam pengharapannya ia yakin bahwa Tuhanlah keselamatan (ay.22-23).
3 comments:
Dear Frans.
Aku baca kupasanmu terhadap mazmur 38. Runtut dan memperjelas isi dan maksud mazmur. You layak menggantikan DR. Wim Vanderweiden.
Oke. Tulis terus. Salam sukses, ya.
Dear Anton.
Terima kasih banyak karena sudah mengunjungi dan membebaskan umatnya, hehehe... maksude mengunjungi blog-ku dan membaca serta mengomentari uraian saya di sana. Blog Anton juga makin bagus tampilannya begitu juga isi tulisan dan misi blogmu.... keep in touch always....
Makasi yaaaa
Tuhan Yesus berkati pelayanan anda
Post a Comment