Oleh: Fransiskus Borgias M (EFBE@fransisbm)
Minggu 14 Desember 2008: Bac: Yes.61:1-2a,10-11; 1Tes.5:16-24; Yoh.1:6-8,19-28. Yesaya menyampaikan kepada kita kabar selamat kepada Sion. Ia juga melukiskan bagaimana Roh Tuhan mengutus Yesaya untuk memberitakan kabar baik, pembebasan orang tawanan. Kabar baik pembebasan itulah yang mendatangkan sukacita. Sukacita itu mendatangkan daya dan hidup baru. Sukacita itulah yang terus digemakan dalam Bacaan kedua, sebab di sana kita dinasihati agar bersukacita senantiasa. Tidak itu saja, melainkan harus disertai doa, ditambah dengan eucharistia, ucapan syukur. Mungkin sebaiknya didaftarkan saja nasihat-nasihat yang baik ini dari Timotius: Kita hendaknya jangan memadamkan Roh, jangan menyepelekan nubuat, menguji segala sesuatu, dan setelah diuji, ambillah yang baik. Kita harus menjauhkan diri dari yang jahat. Kalau kita sudah melakukan semuanya itu semoga kasih karunia Allah berkenan menaungi kita. Kalau kita sudah melakukan semuanya itu, kiranya kita siap menyongsong kedatangan Tuhan yang dalam injil Yohanes ini diwartakan dengan lantang oleh Yohanes. Apa pelajaran yang dapat kita petik? Tentu ada banyak. Seluruh bacaan kedua adalah nasihat yang baik. Memang 1-2 Timotius adalah kitab moral gereja perdana. Ada banyak nasihat moral yang agung dan luhur dalam kedua surat itu. Maka kita harus membacanya kembali dan terus menerus. Saya garis bawahi satu hal: Kita harus bersukacita senantiasa, berdoa, mengucap syukur (Bac I dan II), karena sebentar lagi Tuhan datang (Injil). Kalau dilihat dengan cara seperti itu, maka tidak ada lagi alasan bagi kita untuk menjadi murung, menjadi putus asa. Hidup di dalam Tuhan, hidup di dalam penantian akan kedatangan Tuhan adalah hidup yang ditandai pengharapan, dan sukacita, dan penghiburan.
Minggu 14 Desember 2008: Bac: Yes.61:1-2a,10-11; 1Tes.5:16-24; Yoh.1:6-8,19-28. Yesaya menyampaikan kepada kita kabar selamat kepada Sion. Ia juga melukiskan bagaimana Roh Tuhan mengutus Yesaya untuk memberitakan kabar baik, pembebasan orang tawanan. Kabar baik pembebasan itulah yang mendatangkan sukacita. Sukacita itu mendatangkan daya dan hidup baru. Sukacita itulah yang terus digemakan dalam Bacaan kedua, sebab di sana kita dinasihati agar bersukacita senantiasa. Tidak itu saja, melainkan harus disertai doa, ditambah dengan eucharistia, ucapan syukur. Mungkin sebaiknya didaftarkan saja nasihat-nasihat yang baik ini dari Timotius: Kita hendaknya jangan memadamkan Roh, jangan menyepelekan nubuat, menguji segala sesuatu, dan setelah diuji, ambillah yang baik. Kita harus menjauhkan diri dari yang jahat. Kalau kita sudah melakukan semuanya itu semoga kasih karunia Allah berkenan menaungi kita. Kalau kita sudah melakukan semuanya itu, kiranya kita siap menyongsong kedatangan Tuhan yang dalam injil Yohanes ini diwartakan dengan lantang oleh Yohanes. Apa pelajaran yang dapat kita petik? Tentu ada banyak. Seluruh bacaan kedua adalah nasihat yang baik. Memang 1-2 Timotius adalah kitab moral gereja perdana. Ada banyak nasihat moral yang agung dan luhur dalam kedua surat itu. Maka kita harus membacanya kembali dan terus menerus. Saya garis bawahi satu hal: Kita harus bersukacita senantiasa, berdoa, mengucap syukur (Bac I dan II), karena sebentar lagi Tuhan datang (Injil). Kalau dilihat dengan cara seperti itu, maka tidak ada lagi alasan bagi kita untuk menjadi murung, menjadi putus asa. Hidup di dalam Tuhan, hidup di dalam penantian akan kedatangan Tuhan adalah hidup yang ditandai pengharapan, dan sukacita, dan penghiburan.
No comments:
Post a Comment