Rindu, Sunyi, Api.
Oleh: Fransiskus Borgias M
Pro: YPRYW.
Dahulu kasih
Sudah kukunjungi hatimu
Dalam riak-riak gelombang rindu dan
Rapat-rapat aku ke tepian sanubarimu
Sampai dapat kurasakan desah nafasmu yang juga terasa gejolak rindu dan damba
Namun tiada berani juga aku menyentuh dan mengetuk dinding senyummu
Dan kaupun tiada tahu
Hadirku dalam sunyi tak terpahami,
Tak terhampiri, tak bertepi
Abadi, sang sunyi; sendiri.
Terbungkus kelu yang terasa pahit
Dahulu kasih
Sudah kuhampiri senyummu merekah selalu
Dalam tatap-tatap mata nanar yang gemar
Melebar, pesona menebar damba dan nada-nada nuansa cinta
Tetapi tiada berani juga aku
Meraba senyummu itu dengan senyumku,
Walau kurasakan tarikan ajaib itu dari pelupuk matamu yang rindu
Dan kaupun tiada tahu hadirku
Dalam rindu, cinta, dan damba.
Penuh dukalara,
coba dibungkus candaria
Tetapi terasa mengada-ada.
Lalu aku pun pergi
Melengos bisu
Ke dalam hari biru perasaan galau
Dalam sunyi,
Dalam sepi dan bahkan api,
Ya api……, api bara cinta yang tak sampai,
Dan sayangnya,
Hanya kaulah airnya.
Sayang, kau dan aku, ya kita sangat berjarak.
Dan kita sama-sama enggan melangkah
Sekadar mencoba mempersempit jarak itu
Yang entah mengapa
menyesakkan dada. Dan aku hanya bisa berkata, ahh.........
24 Agustus 2008
Sebuah kilas balik pengalaman jatuh cinta yang tidak pernah terucap
No comments:
Post a Comment