Sari Firman Minggu September 2008 I
Minggu 07 September 2008: Bac: Yeh.33:7-9; Rm.13:8-10; Mat.18:15-20. Injil ini amat menarik karena melukiskan tahap-tahap memberi nasihat kepada saudara yang berdosa. Kita sebagai warga komunitas beriman, berkewajiban mengingatkan dan menasihati sesama yang berdosa. Itu adalah panggilan kemanusiaan yang harus diungkapkan dalam hidup masyarakat umum. Dberitahukan bahwa ada tiga tahap dalam memberi nasihat. Pertama, nasihat personal, dari mata ke mata, hati ke hati. Ini pendekatan personal. Kalau gagal, kita tempuh tahap kedua, memanggil satu-dua saksi. Mereka juga harus memberi nasihat ke arah perubahan bagi pendosa. Kalau gagal juga, perkara itu harus dibawa ke sidang jemaat. Kalau dalam tahap ini pun pendosa masih bandel, ini keterlaluan. Ia bukan lagi orang beriman. Jadi, kita dinasihati agar jangan main hakim sendiri sebab ada lembaga pengadilan tertinggi yaitu jemaat. Kemudian injil dilanjutkan dengan dua sabda Yesus. Yang satu tentang kuasa pengampunan. Yang lain tentang kuasa doa bersama. Saya mau mencatat lebih lanjut tentang yang terakhir. Di mana dua orang berkumpul dalam nama Yesus, di sana Yesus hadir. Jadi, persekutuan kita adalah persekutuan yang ditandai kehadiran Yesus. Maka kita harus menampakkan Yesus itu dalam hidup harian kita. Jangan sampai kita mencemarkan kehadiran Yesus itu melalui perilaku kita yang kurang ajar yang tidak mempan dinasihati juga setelah melewati tiga tahap nasihat tadi.
Senin 08 September 2008: Bac: Mik.5:1-4a atau Rm.8:28-30; Mat.1:1-16.18-23. Ini adalah Pesta Kelahiran Maria. Kita dianjurkan agar membaca versi pendek. Tetapi saya mau merenungkannya secara utuh, walau panjang. Ada dua penggal dalam injil. Pertama, silsilah Yesus yang unik dan menarik. Ada nama perempuan. Biasanya garis silsilah ialah pria. Tetapi Mateus sengaja memasukkan perempuan. Yang menarik lagi, coba kita lihat perempuan-perempuan itu. Tidak semuanya baik. Tamar, adalah menantu yang mengibuli ayah mertua sampai hamil. Rahab adalah pelacur yang menyelamatkan mata-mata Israel. Rut orang asing. Isteri Uria, dirampas Daud lewat perselingkuhan keji. Akhirnya, Maria, mengandung secara ajaib. Pesannya, silsilah ini inklusif, merangkul semua, juga yang biasanya ada di luar kategori sosial, kepantasan, kepatutan etis. Yesus yang diwartakan Mateus mau menerobos semua itu. Semuanya adalah demi kasih. Penggal kedua tentang kelahiran Yesus. Saya mau menyoroti tokoh Yusuf. Berbeda dengan Lukas, justeru Yusuf yang mendapat mimpi menurut Mateus. Malaekat Tuhan memberi kabar gembira kepada Yusuf, bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus. Yusuf bersedia menerima hal itu. Itulah keutamaan Yusuf, yang dalam injil hadir di balik layar. Tetapi dia adalah tokoh besar. Itu sebabnya dalam tradisi doa Katolik, kita selalu menyebut tokoh ini dalam untaian sacra familia, Yesus, Maria, Yosef. Ia menjadi teladan bapa yang baik, suami yang baik. Para bapa, para suami, teladanilah bapa dan suami agung ini, Yusuf.
Minggu 14 September 2008: Bac: Bil.21:4-9; Flp.2:6-11; Yoh.3:13-17. Hari ini Pesta Salib Suci. Bagi OSC ini hari raya, karena nama tarekat. Selamat bagi para OSC di mana pun mereka berada. Injil hari ini diangkat dari Yohanes. Sejalan dengan bacaan I, Injil menyinggung ular tembaga di gurun (yang populer karena menjadi simbol di apotek, walau mungkin hal itu diangkat dari mitologi Yunani). Yang mengangkat ular tembaga di gurun ialah Musa. Tatkala melihat ataupun tersentuh ular tembaga itu, maka semuanya menjadi sembuh, dan hidup kembali. Jadi, ular yang ditinggikan di padang gurun itu menyelamatkan. Injil hari ini berbicara tentang Anak Manusia yang ditinggikan di salib untuk shalom kita. Shalom itu ialah hidup kekal. Dan Anak Manusia itu ialah ialah Yesus Kristus, yang diutus Bapa ke dunia, karena kasihNya yang begitu besar, untuk menyelamatkan dunia dan manusia. Pesta salib suci ini sebetulnya mempunyai nama asli pesta peninggian salib (exaltatio crucis). Konon ketika salib suci ditemukan, salib itu diangkat tinggi, dan dimuliakan. Bagi para Fransiskan pesta peninggian salib ini menjadi sangat istimewa, karena pada pesta itulah Bapa Fransiskus dari Asisi mendapatkan anugerah stigmata dalam sebuah ret-ret di bukit Alverna itu. Dengan itu Fransiskus mengidentifikasi diri dengan Dia Yang Tersalib. Semoga kita juga dengan pesta ini semakin mengidentifikasi diri dengan Dia. (EFBE@fransisbm).
No comments:
Post a Comment