Dalam kembaraku 
sampailah aku di mulut lembah ngarai 
dalam dan kelam. 
Sunyi dan sepi mencengkam 
di mulut malam hitam. 
Berteriaklah aku sekerasnya 
memanggil-manggil 
entah apa dan siapa. 
Dari balik tirai kesunyian 
terdengar sebuah suara. 
Seolah-olah sebuah jawaban untukku. 
“Siapakah kau?????” 
teriakku lagi bertanya. 
“Aku adalah kau yang terbang pergi, 
dan kau adalah aku yang terbang pergi!” 
menggema sebuah jawaban 
terpantul pada dinding-dinding 
kesunyian yang terdalam. 
Lama aku terdiam bisu, 
memikirkan kedalaman misteri ikatan primordial itu 
kau dan aku adalah satu: 
ternyata aku tidak sendiri 
dalam kembara ini; 
ternyata kembara ini 
kuarungi dalam samudera KITA. 
Dan berjalanlah aku 
terus menuju 
bengawan jati diri 
dengan derap-derap langkah baru. 
Yogyakarta, Desember 1988. 
Dimuat dalam majalah bulanan Mawas Diri No.4, Thn.XVIII, 25 April 1989, hal.64. 
 
No comments:
Post a Comment