Tuesday, June 10, 2008

Mencari.....

Oleh: Fransiskus Borgias M.


I.

Telah lama kuarungi

jalan-jalan dan lorong-lorong ini

menerobos belantara mencari bengawan jati-diri;

manakala aku merasa sudah sampai di ambang bengawan jati-diri

seolah-olah aku merasa baru saj amulai

dan aku pun kembali melangkah lagi

karena panta rhei, kai uden menei

refrain Parmenides nan abadi

dan rona-rona mega-alpa kelabu

kembali melaburi semesta pagi

awal kembaraku ini

kapankah aku gapai dikau Resi Abadi?


II.

Sarat duka sara lara

aku pun terus berjalan

sembari menahan dada nan perih

mengandung selaksa getar udara lorong-lorong semesta

yang penuh-tepu beribu-ribu derap langkah persaingan

dan denagn tenang kusenandungkan kelelahan kembaraku

pada pucuk-pucuk cemara bergoyang

seakan-akan mewartakan sisi lain kehidupan.


III.

Di sebuah pantai berlaut biru

pernah aku merasa sampai di ambang keabadian

namun sayang aku kini masing me-ruang dan me-waktu

sehingga ada ketersendatan kala aku mereguk menikmati

aroma semerbak madu dan susu keabadian,

dan terasa pula ada seonggok keengganan

untuk meloncat menyeberang dari kekinian

Tetapi, ………

cukuplah, “pra-kecap” itu telah menggambarkan

adanya kemungkinan tualangku

berlanjut dan berlabuh dalam relung-relung keabadian.


IV.

Ya, aku ada maka aku mencari

aku mencari dan mencari maka aku ada.

hari-hariku, malam-malamku kurajut dalam selaksa langkah

mencari dan mencari nan tiada henti

hingga kugapai gerbang emas

bengawan jati-diri.

Diketik kembali di Bandung, 11 Juni 2008.

Catatan:

1). Dimuat dalam bulanan Mawas Diri, No.4, Thn.XX, 30 April 1991, hal.64-65.

2). Panta rhei kai uden menai (dari bahasa Yunani), artinya Segala sesuatu mengalir, dan tidak ada sesuatu punyang tinggal tetap atau stabil.

3). “Pra-kecap,” istilah yang saya ciptakan untuk menerjemahkan kata Inggris fortaste.


No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...