Dalam aku-ku
ada sebuah rongga misteri
tempat aku-ku yang lain dan sadar
kadang-kadang bertualang
dalam ketidak-tahuan
maka tenggelamlah aku itu
dalam ronga-rongga nan dalam nian,
dan entah sejak kapan
tertera tulisan pada gerbang wajahku
“aku adalah misteri bagi aku”
dan kulihat yang sama pada
gerbang-gerbang wajah aku-aku lain di luar sana;
ya barangkali karena
aku dan aku-aku yang lain itu (dia-dia itu)
senantiasa berjalan
berubah
Panta rei kai uden menei
lalu kemarinku
seolah-olah menjadi tanah terasing
yang harus kupelajari kembali
bagai membalik buku ke depan
menuju halaman termuda
karena sudah dilupakan sesudah terlampaui.
Jakarta, 1988.
Dimuat dalam majalah bulanan Mawas Diri, No.5, Thun.XVIII, 25 Mei, 1989, hal.60.
No comments:
Post a Comment