Saturday, May 10, 2008

Yesus, Yohanes Pembaptis, Petrus-Paulus

oleh: Fransiskus Borgias M

Sari Firman Minggu Juni 2008 II
Minggu 22 Juni 2008: Bac: Yer.20:10-13; Rm.5:12-15; Mat.10:26-33. Konteks dekat Injil hari ini berbicara tentang penganiayaan, karena judul perikop ini ialah penganiayaan yang akan datang dan pengakuan akan Yesus. Itu sebabnya Injil hari ini dimulai dengan penghiburan dan peneguhan: janganlah takut. Takut adalah tanda tidak beriman, tanda kurang percaya. Kalau orang beriman, tidak perlu takut. Takut apa? Ada banyak alasan takut. Para murid dulu takut akan penganiayaan karena nama Kristus. Kita? Ya: takut BBM naik. Takut sembako naik. Takut kalau hidup terasa mencekik dan kita mati lemas. Takut epidemi virus maut. Takut konflik agama? Macam-macam. Di hadapan ini semua, injil menantang kita agar tidak takut. Apa alasan atau dasar penghiburan serta peneguhan itu? Dasar penghiburan dan peneguhan itu ialah alasan teologis: kita semua amat berharga di mata Tuhan (ay.29). Hal berikut yang dapat diangkat sebagai pesan injil ialah “pengakuan akan Yesus” yang dikatakan sebagai syarat shalom (ay.32-33). Kalau kita mau mengakui Yesus, maka Yesus akan mengakui kita di hadapan Allah. Akhirnya, hal berikut yang dapat dijadikan sebagai pesan ialah bahwa injil merupakan tantangan bagi kita untuk bersaksi dengan perbuatan, dengan tindakan nyata, martyria. Misalnya berani berkata terus terang mengenai apa yang sudah didengar dari Yesus. Semoga injil hari ini bisa meneguhkan kita dalam menghadapi pelbagai tantangan dan kesulitan hidup ini.

Minggu 24 Juni 2008: Bac: Yes.49:1-6; Kis.13:22-26; Luk.1:57-66.80. Hari ini kita rayakan salah satu tokoh besar dalam Perjanjian Baru, yaitu Yohanes Pembaptis. Tetapi mengapa hari lahir tokoh ini kita rayakan sebagai hari raya dalam tahun liturgis kita? Ada alasan yang kuat dan mendasar sehingga gereja memasukkan hari ini sebagai hari raya (solemnitas). Saya ajukan beberapa alasan berikut. Pertama, karena Yohanes adalah nabi, bahkan nabi besar. Yesus sendiri mengatakan itu (Luk.7:26b-27). Sedemikian besarnya sehingga ia, seperti Yesus, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (7:27, Yesus mengutip Mal.3:1). Nubuat Perjanjian Lama itu diperkuat dengan ucapan Yesus dalam 7:28a. Jadi, orang ini orang besar. Kedua, karena ia bentara Kristus. Bentara ialah orang yang berjalan mendahului atau di depan orang besar yang memberitahukan kepada semua orang perihal kedatangan orang besar itu. Jadi, Yohanes adalah orang besar, dan orang besar ini mewartakan kedatangan orang besar lain yaitu Yesus. Itu sebabnya dalam injil hari ini kita baca kidung Zakaria. Dalam ay.76 kita baca: “Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi, karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.” Sebuah martabat yang luar biasa. Nah, kita sudah dengar bentara yang mempersiapkan jalan. Siap-kah kita menerima dia yang diutus? Siap-kah kita menjadi bentara utusan agung itu kepada dunia dan masyarakat di sekitar?

Minggu 29 Juni 2008: Bac: Kis.12:1-11; 2Tim.4:6-8,17-18; Mat.16:13-19. Hari ini Hari Raya dua tokoh besar gereja purba: Petrus, Paulus, yang dirayakan bersama. Mungkin muncul pertanyaan: mengapa dua orang besar ini dirayakan bersama? Bukankah lebih baik, karena keagungan dan jasa mereka, diberi “jatah” hari khusus untuk masing-masing? Ternyata tidak demikian tradisi gereja Katolik. Salah satu alasan paling dasar ialah karena kedua tokoh ini dianggap menjadi pendasar gereja Roma. Diyakini bahwa kedua tokoh ini pernah hidup di Roma dan mendampingi umat di sana. Diyakini bahwa kedua tokoh ini juga menjadi martir di Roma. Maka diyakini juga bahwa makam kedua tokoh ini ada di Roma. Juni 2008 sampai Juni 2009 ditetapkan Paus Benediktus XVI sebagai tahun Paulus. Gema proklamasi tahun Paulus sudah terdengar sejak setahun lalu. Sekarang gema itu terdengar gencar. Itu sebabnya LBI mengganti bacaan Bulan Kitab Suci Nasional (semula tentang Yakub) dengan bacaan menyangkut Paulus. Dengan perayaan khusus ini kita mau apa? Kita mau timba dan belajar apa dari Paulus? Tentu kita bisa belajar sangat banyak dari Paulus. Tetapi saya mau kembali ke injil: dalam injil kita dengar pengakuan iman Petrus: Engkaulah Mesias atau Kristus. Paulus sudah sampai juga ke pengakuan iman seperti ini. Paulus tidak mewartakan yang lain, selain mewartakan Kristus. Bahkan seluruh hidup Paulus adalah untuk Yesus Kristus, sehingga suatu saat Paulus bisa berkata: bukan lagi aku yang hidup melainkan Kristuslah yang hidup dalam aku. Dalam tahun Paulus ini, kita juga sebagai murid Kristus, ditantang untuk benar-benar hidup dari dan karena Kristus. (EFBE@fransisbm)

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...