Thursday, March 13, 2008

Sari Firman Minggu Mei 2008 I

Kamis 01 Mei 2008: Bac: Kis.1:1-11; Ef.1:17-23; Mat.28:16-20. Kalau disimak baik-baik teks ini tidak cocok dibacakan pada Hari Raya Kenaikan, sebab Mateus tidak melukiskan kenaikan seperti dalam Lukas-Kisah dan Markus. Injil melukiskan ketaatan para Murid untuk pergi ke Galilea sebagaimana ditunjukkan Yesus dalam penampakan pasca kebangkitan. Tetapi bukit/gunung adalah tempat teofani. Jadi, Yesus sudah berada dalam kemuliaanNya. Itu sebabnya ketika para murid melihat Dia, mereka menyembah-Nya (walau ada teks sulit di sini, yaitu ada yang ragu; Mateus tidak menjelaskan siapa mereka). Itu sebabnya juga Yesus menyingkapkan kemuliaanNya di atas gunung. Dalam otoritas itulah Yesus mengeluarkan sebuah perintah agung yang sangat terkenal dalam sejarah dan teologi misi yang disebut Grand Mission. Isinya ada beberapa hal: Pertama, Ia menyuruh mereka untuk menjadikan segala bangsa muridNya. Kedua, Ia menyuruh mereka untuk membaptis dalam Trinitas. Ketiga, Ia meminta mereka untuk menjadikan para bangsa taat pada perintahNya. Tentu ini tugas berat, yang membuat hati ciut. Tetapi, Yesus menjamin dan memastikan bahwa Ia menyertai mereka sampai akhir jaman.
Minggu 04 Mei 2008: Bac: Kis.1:12-14; 1Ptr.4:13-16; Yoh.17:1-11a. Dalam Injil ini kita mendengar Doa Imam Agung untuk muridNya. Isi doa ini rumit dan sulit. Ada banyak tema teologis yang berat disebut di sana. Mula-mula Yesus meminta agar Bapa mempermuliakan anakNya dengan memberiNya kuasa. Atas dasar itu Yesus memberi hidup kekal kepada para murid. Inti hidup kekal itu ada dua: mengenal Engkau dan mengenal Yesus Kristus, sang utusan. Sebagai utusan Yesus telah melaksanakan tugasNya di dunia. Penggal pertama teks ini diakhiri dengan teks agung yang sulit (ay.5) yang mengingatkan akan pra-eksistensi Yesus. Selanjutnya injil menjelaskan detail misteri relasi Bapa dan Putera: Putera menyatakan nama Bapa, Yesus diutus Bapa, Bapa menyerahkan para murid kepada Putera, dan Putera mendidik mereka untuk taat, percaya dan hidup dalam kasih. Untuk mereka inilah Yesus, imam agung, berdoa, karena mereka masih ada di dunia, agar mereka selamat dari dunia. Yesus meminta agar Bapa sudi memelihara mereka. Tujuannya ialah agar mereka bersatu sama seperti Bapa dan Putera satu: Ut Omnes unum sint, sicut Tu Pater in Me, et Ego in Te.
Minggu 11 Mei 2008: Bac: Kis.2:1-11; 1Kor.12:3b-7,12-13; Yoh.20:19-23. Aneh bahwa injil hari ini justeru berbicara tentang penampakan Yesus pasca kebangkitan. Hanya dalam bacaan pertama kita diingatkan akan pentakosta. Tetapi jangan bingung. Karena dalam injil kita lihat ada penghembusan Roh Kudus. Itulah Pentakosta. Lewat penghembusan itu, Roh Kudus turun ke atas para Rasul, sama seperti yang dilukiskan dalam Kisah. Dalam renungan lain sebelum ini, saya telah menyinggung mengenai salam Damai Sejahtera Yesus yang paradoksal itu. Sekarang saya mau menyoroti pengutusan Murid. Setelah diberi Damai Sejahtera, murid diutus; dan pengutusan (misi) para murid itu meniru pengutusan Putera oleh Bapa. Untuk apa mereka diutus? Untuk mewartakan Damai Sejahtera. Untuk itu mereka diberi kekuatan Roh Kudus. Dengan itu, para murid diberi kuasa pengampunan dosa. Inilah salah satu dasar biblis praksis pengampunan dosa dalam Gereja Katolik. Tentu para murid diberi kuasa untuk mengampuni dan tidak mengampuni. Tetapi mengingat contoh yang diberikan Yesus, yang membawa damai sejahtera, kendati sengsara dan maut, mereka juga ditantang untuk menjadi rasul damai sejahtera, rasul rekonsiliasi, sebab kata Paulus kita sudah diberi kepercayaan untuk melaksanakan ministry of reconciliation, pelayanan pendamaian. (EFBE@fransisbm).

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...