Thursday, March 13, 2008

Sari Firman Minggu April 2008 II

Minggu 20 April 2008: Bac: Kis.6:1-7; 1Ptr.2:4-9; Yoh.14:1-12. Isi injil hari ialah penghiburan agar para murid jangan gelisah melainkan percaya. Penghiburan ini perlu karena sebentar lagi Yesus akan pergi ke rumah Bapa (ay.1). Dilukiskan di sini dalam bahasa metafor perihal dimensi keluasan kasih Bapa (ay 2). Isi hiburan itu ialah bahwa Yesus memastikan dan menjamin keluasan kasih Allah sehingga bisa ada "tempat" untuk semua. Yesus pergi ke rumah Bapa bukan untuk tinggal enak-enak sendiri di sana, melainkan Ia akan datang kembali dan membawa para murid kepada Bapa (ay.3-4). Sesudah itu dialog berlangsung semakin berat dan memadat karena menyangkut salah teks penting dalam injil Yohanes, yaitu perwahyuan diri Yesus sebagai tiga-V: Ego sum Via, Vita, et Veritas (ay.6). Dalam peran seperti itu, Yesus menyatakan diri sebagai jalan kepada Bapa. Di akhir ayat 6 dilukiskan misteri relasi kesatuan Yesus dan Bapa. Hal itu masih muncul lagi dengan rumusan lain dalam ay 9, tetapi juga menegaskan misteri relasi kesatuan Yesus dan Bapa. Kalau dalam ayat 6 dipakai kata mengenal, maka dalam ayat 9 dipakai kata melihat. Misteri relasi kesatuan itu dipertegas lagi dalam ayat 10, di mana Yesus menegaskan bahwa diriNnya satu dengan Bapa. Dan yang perlu dalam konteks relasi itu bagi para murid ialah sikap percaya, yaitu percaya akan karya-karya Allah dalam diri Yesus Kristus (ay.10). Kalau orang percaya, maka ada efeknya yaitu berupa mukjizat kemampuan melakukan karya-karya agung juga. Mudah-mudahan dengan bantuan injil Yohanes kita bisa sampai ke pemahaman seperti itu.
Minggu 27 April 2008: Bac: Kis.8:5-8,14-17; 1Ptr.3:15-18; Yoh.14:15-21. Judul injil kita hari ini ialah "Yesus menjanjikan Penghibur." Ada apa? Itu karena Yesus akan pergi. Mula-mula penginjil melukiskan konsekwensi relasi kasih: bahwa konsekwensi relasi kasih ialah ketaatan (ay15). Memang dalam konteks relasi kasih, orang sulit menolak permintaan dan perintah dari yang dikasihi. Dalam aura kasih, orang menjadi serba rela sedia, dan taat. Sulit dibayangkan sikap atau perilaku lain dalam konteks relasi kasih itu. Siapa penghibur yang dijanjikan itu? Di sini disebutkan dua nama: Penolong yang lain dan Roh Kebenaran. Tugasnya ialah menyertai kamu dan diam dalam kamu (ay.16.17). Di sini muncul salah satu tema kontras dalam Yohanes, yaitu dunia yang tidak mengenal dan karena itu tidak dapat menerima Roh. Kalau Roh Kebenaran atau Penolong yang lain itu datang, itu berarti kita tidak ditinggalkan yatim piatu ketika Yesus pergi kepada Bapa (ay.18). Perhatikan baik-baik: Yesus pergi kepada Bapa, lalu mengutus Penolong. Hasilnya? Tinggal sesaat lagi para murid akan mengalami misteri relasi dan partisipasi dalam kasih Bapa dan Yesus Kristus (ay.20). Dalam ayat 21 kita temukan lagi tema seperti dalam ayat 15 tadi, yaitu bahwa ketaatan adalah konsekwensi relasi kasih. Dalam konteks relasi kasih yang bermuara pada ketaatan itu, para murid akan dikasihi Bapa, kalau mereka mengasihi Yesus. Yesus akan menyatakan diri kepada orang yang mengasihi Dia. Karena dalam injil hari ini kita dengar kata yatim-piatu, maka saya teringat akan syair liturgi persiapan pentakosta. Syairnya sangat indah, sayang dalam tulisan ini saya tidak bisa menampilkan keindahan melodi gregoriannya: O Rex Gloriae, Dominus virtutum, qui triumphator hodie super omnes caelos ascendisti, ne derelinquas nos orphanos: sed mitte promissum Patris in nos, Spiritum veritatis, alleluia. (O Raja Mulia, Tuhan yang mahakuasa, yang menang dan hari ini naik ke atas segala langit, tetapi jangan tinggalkan kami yatim-piatu: melainkan sudilah mengirim apa yang dijanjikan Bapa kepada kami, yaitu Roh kebenaran, alleluia). (EFBE@fransisbm).

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...