Friday, June 12, 2020

PESTA SANTO ANTONIUS DARI PADUA

Oleh: Fransiskus Borgias 

Hari ini, tanggal 13 Juni, adalah pesta Santo Antonius dari Padua. Mungkin dalam penanggalan liturgi yang umum, hari ini hanya dikategorikan sebagai hari peringatan saja, tetapi bagi keluarga besar Fransiskan dan Fransiskanes sedunia, hari ini adalah Hari Raya. Dan memang juga dirayakan sebagai sebuah hari raya (solemnitas). Karena memang santo ini adalah seorang santo yang besar dan luar biasa mengagumkan. 

Setiap kali saya ingat akan nama sang santo ini, maka serta-merta saya ingat akan beberapa hal berikut ini. Pertama, saya ingat akan Perayaan tahunan di beberapa Paroki Fransiskan di Jakarta, terutama sekali di Gereja Hati Kudus Kramat Raya dan Gereja Santo Paskalis, di Cempaka Putih. Setiap tahun, sudah pasti diagendakan sebagai sebuah perayaan agung, novena santo Antonius Padua ini yang berlangsung selama sembilan Selasa berturut-turut. Saya pernah mengalami aura novena agung ini sejak saya Frater dulu baik waktu tinggal di biara Padua (dan itu berarti merasakan aura di Paskalis), maupun waktu tinggal di biara Fransiskus Kramat (dan itu berarti merasakana aura yang ada di Paroki Kramat). Dan memang animo umat terasa sangat luar biasa. Seluruh area parkiran yang luas tersedia, penuh diisi mobil, kendaraan pribadi maupun juga bis, sebab ada yang datang dari luar kota, seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan bahkan Bandung juga ada. Benar-benar luar biasa daya tarik Santo Antonius Padua yang diberi tugas khusus oleh Fransiskus dari Asisi untuk mengajarkan teologi tetapi tanpa harus mematikan semangat doa. 

Kedua, saya teringat akan kenyataan bahwa pada tahun 2005, terbit buku saya tentang sang santo, Antonius Padua, renungan. Buku itu terbit pada Yayasan Pustaka Nusatama Yogyakarta. Saya berjuang cukup lama untuk mengerjakan buku tersebut sampai terbit. Dan yang lebih penting lagi ialah fakta bahwa saya belajar sangat banyak dalam seluruh proses penulisan dan pengeditan tulisan tersebut hingga menjadi sebuah buku. Puji Tuhan untuk semuanya itu. 

Ketiga, saya teringat akan buku dari Paus Yohanes Paulus II, yang judulnya ialah DOA DAN DEVOSI, MEDITASI 365 HARI. Buku itu adalah kumpulan catatan dan kutipan kotbah dari bapa suci untuk setiap tanggal dalam sebulan dan sepanjang tahun. Buku itu disunting oleh Uskup Peterus Canisius Yohanes van Lieerde. Dan Puji Tuhan, buku itu sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Julis Valentinus Barus pada bulan Mei 1995 dan bahkan sudah juga dicetak ulang. Diterbitkan pada penerbit Erlangga. Luar biasa sekali. 

Nah terkait dengan tanggal 13 Juni ini, ada sebuah renungan yang sangat menarik dari Bapa Suci tentang Santo Antonius dari Padua. Bagian selanjutnya dari tulisan saya ini, tidak lain adalah kutipan dari buku tersebut (hlm.228-229). Di bawah ini kutipan dimulai: 

13 Juni. 
St.Antonius dari Padua, Pewarta Injil. 
Selama hidupnya, Antonius adalah seorang pewarta Injil. Dan jika kita menghormatinya sebagai pewarta Injil, hal itu karena kita percaya bahwa Roh Kudus tinggal dalam dirinya secara berapi-api, memperkaya dirinya dengan karunia-karunia yang menakjubkan dan menggerakkannya "dari dalam" untuk melaksanakan kegiatan yang luar biasa selama 40 tahun masa hidupnya. Tetapi Roh Kudus itu masih tetap tidak kehabisan daya dalam waktu - Ia tetap bekerja, secara dahsyat dan sesuai dengan penyelenggaraan ilahi, juga pada masa sekarang ini. 

Pertama-tama saya meminta kamu untuk merenungkan "cap pewarta Injil dalam dirinya." Itu juga sebabnya mengapa Antonius dinyatakan sebagai "Santo." 

Tanpa membuatnya menjadi eksklusif, tanda kekudusan ini telah mencapai puncak yang luar biasa dalam diri Antonius. Semuanya didesaknya melalui kekuatan teladannya dan pengembangan dunia sepenuhnya diserahkan pada devosi kepada Antoius. Kita sulit menemukan kota atau desa di daerah Katolik yang tidak memiliki paling tidak satu altar atau patung santo ini. Cirinya yang tenang tenteram, dengan senyuman yang lembut, menerangi jutaan orang Kristen di rumah-rumah, di mana, melalui Antonius, imam memelihara pengharapan akan penyelenggaraan Bapa surgawi. Orang-orang beriman, terutama yang paling rendah dan tak berdaya, memandang dan merasakan dia sebagai orang kudus mereka, seorang perantara yang punya kuasa dan selalu siap sedia bagi mereka. 

Exulta, Lusitania felix; o felix Padua, gaude. Bersukarialah, hai Portugal yang bahagia; ya, Padua yang bahagia, bergembiralah. Saya ulangi kata-kata ini bersama pendahulu saya, Paus Pius XII. Bergembiralah, Padua, dalam kemuliaan asal-usul zaman Romawimu, sebenarnya zaman pra-Romawi-mu; ke dalam peristiwa-peristiwa besar sejarahmu, engkau menambahkan gelar yang paling mulia, yaitu pemelihara kenangan yang hidup tentang St.Antonius, dalam makamnya yang mulia. Karena engkau, sesungguhnya, nama Antonius telah menyebar dan bergema di seluruh keheningan dunia, karena ciri istimewa ini: kebenaran pokok-pokok pewartaan Injil yang disampaikannya. 


No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...