Tuesday, June 16, 2020

MENGENAL NABI HOSEA (Bgn.I)

Oleh: Fransiskus Borgias M 

Dosen Teologi Biblika FF-UNPAR Bandung. Anggota LBI dan ISBI. Ketua Sekolah Kitab Suci K3S Keuskupan Bandung.

 

Dalam kitab suci kita ada duabelas nabi-nabi kecil (minor prophets). Mereka disebut kecil bukan karena peran, jasa, kontribusi mereka yang kecil (tidak berarti), melainkan karena kitab yang mereka hasilkan berukuran kecil saja bahkan ada yang hanya satu bab saja. Biasanya juga tidak lebih dari 15 Bab. Yang paling panjang dari keduabelas nabi kecil itu ialah Hosea dan Zakaria (yang masing-masingnya terdiri atas 14 Bab). Yang lain jumlah babnya kurang dari jumlah tersebut. Jika dibandingkan dengan tiga atau empat nabi (Yesaya, Yeremia, Yeheskiel, Daniel) yang berukuran besar dan panjang, maka memang ukuran fisikal kitab nabi-nabi ini sangat kecil. Walaupun kitab mereka berukuran kecil, namun sesungguhnya mereka juga adalah tokoh besar yang tidak kalah daya pengaruhnya seperti para nabi yang besar-besar itu. Hosea dan Amos, misalnya, diakui sebagai nabi besar, walaupun kitab mereka kecil atau pendek.

Ini adalah urutan kanonik dari keduabelas kitab tersebut. Yang dimaksud dengan urutan kanonik ialah urutan sebagaimana yang ada dalam kitab suci kita. Di sana kita lihat urutan sbb: Hosea, Yoes, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefania, Hagai, Zakharia, Maleakhi. Tetapi urutan kanonik itu bukanlah urutan historis (kronologis). Urutan historisnya ialah sbb: ada tiga nabi yang berasal abad kedelapan sebelum Masehi. Mereka ialah, Amos, Hosea, Mikha. Ada empat nabi yang berasal dari abad ketujuh sebelum Masehi. Mereka adalah Zefania, Nahum, Habakuk, Obaja. Dan ada lima nabi yang berasal dari abad keenam sebelum Masehi. Mereka adalah Hagai, Zakaria, Maleakhi, Yoel, Yunus.

Saya akan mulai mengulas keduabelas tokoh ini berdasarkan urutan kanonis dalam Kitab Suci. Alasannya adalah karena itu merupakan urutan kanonik, urutan yang diakui resmi oleh otoritas gereja. Ini juga ada unsur pilihan personal, artinya saya memilih urutan kanonik karena saya mendukung penetapan urutan kanonik tersebut. Ini penting, mengingat dalam sejarah ada saja orang iseng yang menetapkan kanon sendiri. Karena dalam urutan kanonik kita nama pertama ialah Hosea, maka saya akan mulai dengan mengulas Hosea.

Siapakah tokoh yang bernama Hosea ini? Kita bisa mengenal nabi bernama Hosea ini dari beberapa informasi di dalam kitab itu sendiri. Informasi pertama dapat kita jumpai dalam judul Bab 1:1. Kedua, kita juga bisa belajar tentang beliau berdasarkan informasi yang ada dalam Bab 1:2-9, berupa sebuah laporan tentang dia tetapi dalam gaya diri orang ketiga. Dari sini kita bisa mengetahui tentang apa yang kiranya mendorong atau menggerakkan Hosea ini untuk menjadi nabi. Akhirnya, kita juga bisa mengetahui sesuatu tentang Hosea dari informasi yang ada dalam Bab 3, dalam mana ia memberikan sebuah laporan pribadi tentang apa yang ia alami dan ia rasakan selama ini.

Hal pertama, kita mulai dengan nama diri sang nabi itu. Dalam Hos 1:1 kita bisa temukan informasi tentang nama itu. Namanya ialah Hosea. Di sana disebutkan juga nama ayahnya, Beeri. Itu sebabnya ia disebut Hosea bin Beeri. Nama personalnya baru tampak dalam Hos 1:2. Di sana kita hanya menemukan nama diri Hosea, tanpa keterangan nama ayahnya. Hal kedua yang perlu kita ketahui ialah bahwa setelah kita mengetahui nama diri tokoh ini, kita bertanya lebih lanjut, apa arti nama ini? Sebab setiap nama orang Israel pasti mempunyai makna. Para ahli hampir sepakat dalam mengatakan bahwa nama Hosea itu mempunyai arti sbb: “Dia telah membantu”. Atau “Dia telah menyelamatkan”. Dia yang dimaksudkan di sini ialah Yahweh sendiri. Yahweh itulah yang telah membantu, Yahweh itulah yang telah menyelamatkan. Keselamatan berasal dari Yahweh itu sendiri. Perlu juga diberitahukan di sini bahwa nama Hosea ini adalah sebuah nama yang cukup popular di wilayah utara Kerajaan Israel dulu.

Pada waktu itu diduga ada cukup banyak orang bernama Hosea. Kira-kira seperti nama Pit atau Pim atau Ton di Belanda sana. Sampai ada joke di Belanda, bahwa di antara lima orang Belanda pasti salah satu di antaranya ada yang bernama entah Pim atau Pit ataupun Ton juga Frans. Kita kembali lagi ke nama Hosea tadi. Di atas tadi dikatakan bahwa di bagian utara kerajaan Israel dulu nama Hosea itu sangat popular. Sebagai bukti pendukung kita bisa menunjuk beberapa teks yang bisa memperkuat anggapan dan dugaan tersebut. Pertama, menurut Bilangan 13:8, nama Hosea itu pernah juga dipakai atau dikenakan pada tokoh pemimpin besar mereka sesudah Musa, yaitu Joshua, seorang tokoh pemimpin yang berasal dari suku Efraim yang mendiami bagian utara dari Tanah Terjanji tersebut. Dalam teks tersebut, nama tokoh besar Yoshua disebut dengan nama Hosea bin Nun. Padahal biasanya tokoh Yosua disebut Yosua bin Nun. Petunjuk bukti pendukung yang kedua ialah teks 2Raj 17:6. Menurut informasi yang dapat kita baca di dalam teks ini, kita menemukan sebuah fakta historis bahwa nama Hosea adalah juga nama dari sang raja terakhir dari kerajaan utara, Israel, sebelum kerajaan itu dihancurkan Asyur. Raja ini masih kurang lebih sejaman dengan nabi yang bernama Hosea ini. (Memang ada teks yang menulis nama ini dengan ejaan lain, yaitu Hoshea. Tetapi dalam Alkitab kita, ditulis Hosea. Bagaimana pun, keduanya adalah sama saja). (bersambung).

 


No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...