Oleh: Fransiskus Borgias M
Dosen Teologi Biblika FF-UNPAR Bandung. Anggota LBI dan
ISBI. Ketua Sekolah Kitab Suci K3S Keuskupan Bandung.
Dalam kitab suci kita ada duabelas nabi-nabi kecil (minor prophets). Mereka
disebut kecil bukan karena peran, jasa, kontribusi mereka yang kecil (tidak
berarti), melainkan karena kitab yang mereka hasilkan berukuran kecil saja
bahkan ada yang hanya satu bab saja. Biasanya juga tidak lebih dari 15 Bab.
Yang paling panjang dari keduabelas nabi kecil itu ialah Hosea dan Zakaria
(yang masing-masingnya terdiri atas 14 Bab). Yang lain jumlah babnya kurang
dari jumlah tersebut. Jika dibandingkan dengan tiga atau empat nabi (Yesaya,
Yeremia, Yeheskiel, Daniel) yang berukuran besar dan panjang, maka memang
ukuran fisikal kitab nabi-nabi ini sangat kecil. Walaupun kitab mereka
berukuran kecil, namun sesungguhnya mereka juga adalah tokoh besar yang tidak
kalah daya pengaruhnya seperti para nabi yang besar-besar itu. Hosea dan Amos,
misalnya, diakui sebagai nabi besar, walaupun kitab mereka kecil atau pendek.
Ini adalah urutan kanonik dari keduabelas kitab tersebut.
Yang dimaksud dengan urutan kanonik ialah urutan sebagaimana yang ada dalam
kitab suci kita. Di sana kita lihat urutan sbb: Hosea, Yoes, Amos, Obaja,
Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefania, Hagai, Zakharia, Maleakhi. Tetapi urutan
kanonik itu bukanlah urutan historis (kronologis). Urutan historisnya ialah
sbb: ada tiga nabi yang berasal abad kedelapan sebelum Masehi. Mereka ialah,
Amos, Hosea, Mikha. Ada empat nabi yang berasal dari abad ketujuh sebelum
Masehi. Mereka adalah Zefania, Nahum, Habakuk, Obaja. Dan ada lima nabi yang
berasal dari abad keenam sebelum Masehi. Mereka adalah Hagai, Zakaria,
Maleakhi, Yoel, Yunus.
Saya akan mulai mengulas keduabelas tokoh ini berdasarkan
urutan kanonis dalam Kitab Suci. Alasannya adalah karena itu merupakan urutan
kanonik, urutan yang diakui resmi oleh otoritas gereja. Ini juga ada unsur pilihan
personal, artinya saya memilih urutan kanonik karena saya mendukung penetapan
urutan kanonik tersebut. Ini penting, mengingat dalam sejarah ada saja orang
iseng yang menetapkan kanon sendiri. Karena dalam urutan kanonik kita nama
pertama ialah Hosea, maka saya akan mulai dengan mengulas Hosea.
Siapakah tokoh yang bernama Hosea ini? Kita bisa mengenal
nabi bernama Hosea ini dari beberapa informasi di dalam kitab itu sendiri.
Informasi pertama dapat kita jumpai dalam judul Bab 1:1. Kedua, kita juga bisa
belajar tentang beliau berdasarkan informasi yang ada dalam Bab 1:2-9, berupa
sebuah laporan tentang dia tetapi dalam gaya diri orang ketiga. Dari sini kita
bisa mengetahui tentang apa yang kiranya mendorong atau menggerakkan Hosea ini
untuk menjadi nabi. Akhirnya, kita juga bisa mengetahui sesuatu tentang Hosea
dari informasi yang ada dalam Bab 3, dalam mana ia memberikan sebuah laporan
pribadi tentang apa yang ia alami dan ia rasakan selama ini.
Hal pertama, kita mulai dengan nama diri sang nabi itu.
Dalam Hos 1:1 kita bisa temukan informasi tentang nama itu. Namanya ialah
Hosea. Di sana disebutkan juga nama ayahnya, Beeri. Itu sebabnya ia disebut
Hosea bin Beeri. Nama personalnya baru tampak dalam Hos 1:2. Di sana kita hanya
menemukan nama diri Hosea, tanpa keterangan nama ayahnya. Hal kedua yang perlu
kita ketahui ialah bahwa setelah kita mengetahui nama diri tokoh ini, kita
bertanya lebih lanjut, apa arti nama ini? Sebab setiap nama orang Israel pasti
mempunyai makna. Para ahli hampir sepakat dalam mengatakan bahwa nama Hosea itu
mempunyai arti sbb: “Dia telah membantu”. Atau “Dia telah menyelamatkan”. Dia
yang dimaksudkan di sini ialah Yahweh sendiri. Yahweh itulah yang telah
membantu, Yahweh itulah yang telah menyelamatkan. Keselamatan berasal dari
Yahweh itu sendiri. Perlu juga diberitahukan di sini bahwa nama Hosea ini
adalah sebuah nama yang cukup popular di wilayah utara Kerajaan Israel dulu.
Pada waktu itu diduga ada cukup banyak orang bernama
Hosea. Kira-kira seperti nama Pit atau Pim atau Ton di Belanda sana. Sampai ada
joke di Belanda, bahwa di antara lima orang Belanda pasti salah satu di
antaranya ada yang bernama entah Pim atau Pit ataupun Ton juga Frans. Kita
kembali lagi ke nama Hosea tadi. Di atas tadi dikatakan bahwa di bagian utara
kerajaan Israel dulu nama Hosea itu sangat popular. Sebagai bukti pendukung
kita bisa menunjuk beberapa teks yang bisa memperkuat anggapan dan dugaan
tersebut. Pertama, menurut Bilangan 13:8, nama Hosea itu pernah juga dipakai
atau dikenakan pada tokoh pemimpin besar mereka sesudah Musa, yaitu Joshua,
seorang tokoh pemimpin yang berasal dari suku Efraim yang mendiami bagian utara
dari Tanah Terjanji tersebut. Dalam teks tersebut, nama tokoh besar Yoshua
disebut dengan nama Hosea bin Nun. Padahal biasanya tokoh Yosua disebut Yosua
bin Nun. Petunjuk bukti pendukung yang kedua ialah teks 2Raj 17:6. Menurut
informasi yang dapat kita baca di dalam teks ini, kita menemukan sebuah fakta
historis bahwa nama Hosea adalah juga nama dari sang raja terakhir dari
kerajaan utara, Israel, sebelum kerajaan itu dihancurkan Asyur. Raja ini masih
kurang lebih sejaman dengan nabi yang bernama Hosea ini. (Memang ada teks yang
menulis nama ini dengan ejaan lain, yaitu Hoshea. Tetapi dalam Alkitab kita,
ditulis Hosea. Bagaimana pun, keduanya adalah sama saja). (bersambung).
No comments:
Post a Comment