Oleh: Fransiskus Borgias M
Dosen teologi Biblika FF-UNPAR, Bandung. Anggota LBI dan ISBI.
Ketua Sekolah Kitab Suci K3S Bandung.
Mari kita lanjutkan upaya kita untuk mengenal dan mendalami sosok pribadi nabi
Hosea. Di sini kita terutama mau mengetahui dan membahas dua hal. Pertama, dari
mana ia berasal. Kedua, apa pekerjaannya? Kita mulai dengan yang pertama.
Sebenarnya kita tidak tahu pasti di mana nabi Hosea ini tinggal dan berkarya.
Tetapi ada satu-dua hal yang bisa kita simpulkan dari apa yang dilukiskan di
dalam kitabnya. Semua nama tempat yang disebut dalam kitabnya adalah nama
tempat yang terletak di kerajaan Utara. Hal ini terasa sangat mencolok. Karena
itu, para ahli condong untuk berkata bahwa kiranya nabi ini berasal dari dan
berkarya di kerajaan Utara. Hal itu terasa mencolok lagi jika kita bandingkan
dengan fakta lain dalam kitabnya yaitu bahwa tidak pernah sekalipun dalam kitab
itu nama Yerusalem disebutkan. Padahal kota itu sangat penting sejak jaman
kerajaan bersatu di bawah Daud dan Salomo. Tetapi Ibu kota Yudea itu tidak
pernah disebutkan. Terkesan bahwa Yerusalem itu bukan apa-apa.
Sebaliknya nama-nama kota yang paling sering muncul ialah
kota-kota seperti Samaria. Hal itu tidak mengherankan, sebab Samaria adalah
ibukota Kerajaan Utara, Israel. Pada jaman Amos, misalnya kerajaan utara itu
berada pada puncak kejayaan dan kemakmurannya secara ekonomis. Hal itu tampak
dari marak dan mewahnya kegiatan peribadatan di Betel (Amos 5:21-23). Di dalam
kitab Hosea kita juga temukan beberapa kali nama Efraim disebut; itu adalah
suku Israel yang terbesar di kerajaan utara. Selain itu kita juga bisa
menemukan penyebutan nama tempat-tempat suci yang terletak di kerajaan utara
seperti Betel dan Gilgal (Hos 5:15; 6:10; 8:5). Bahkan sebuah pusat suku bangsa
kuno yaitu Sikem juga disebut (6:9). Sekali lagi, Yerusalem sama sekali tidak
disebutkan. Bahkan ada seorang pakar biblika yang bernama Hans Walter Wolff
yang mengusulkan bahwa boleh jadi nabi Hosea ini adalah orang yang berasal dari
Sikem. Penjelasan tentang teori asal-usul “dari Sikem” ini akan dijelaskan
lebih lanjut di tempat lain di kemudian hari.
Walau tidak dapat dikatakan dengan pasti, dari mana nabi
Hosea berasal (nama kota asal), tetapi ada satu hal yang jelas yaitu sang nabi
memang hidup dan bernubuat (menyampaikan nubuatnya) di kerajaan utara. Jika
anggapan ini benar, maka Hosea menjadi satu-satunya nabi yang kita pelajari di
sini yang berasal dari utara dan berkarya di utara. Amos memang berkarya di
utara, sebab ia bernubuat di Betel, tetapi nabi Amos sendiri berasal dari
kerajaan Selatan, yaitu dari Tekoa.
Hal kedua yang akan kita ulas di sini ialah mengenai
pekerjaan si nabi Hosea ini. Apa pekerjaan Hosea saat ia dipanggil oleh Yahweh
untuk menjadi nabiNya? Pemahaman tentang hal ini akan sangat penting dan
menentukan dalam upaya kita memahami warta kenabian Hosea. Sebab memang ada
hubungan yang begitu erat antara cara hidup dan pekerjaan dan karier kenabian
kelak dari seorang nabi. Kira-kira sama seperti nabi Amos yang seluruh karya
kenabiannya juga turut diwarnai oleh profesinya sebelum ia menjadi nabi.
Lagi-lagi terkait dengan hal ini, sebenarnya tidak ada
banyak informasi yang bisa digali dari kitabnya sendiri. Dengan kata lain,
informasi yang bisa digali dari kitab Hosea itu sangat terbatas. Namun di
sana-sini kita bisa menemukan beberapa jejak atau petunjuk. Kedua hal ini
membuat kita mampu menarik beberapa simpulan yang kiranya masuk akal juga.
Misalnya, kita coba gali informasi dalam Bab 3. Di sini nabi Hosea mengisahkan
bahwa ia mengeluarkan sejumlah biaya untuk menebus kembali isterinya (Hos 3:2).
Biaya itu ada yang berupa duit tunai (pecunia),
ada yang berupa barang atau benda (materia).
Bahkan di sana ada data yang cukup rinci mengenai biaya yang ia keluarkan.
Separuh dari jumlah uang tebusan (bayaran) itu dibayar dalam bentuk perak
(limabelas potong). Separuhnya dibayar dengan sejumlah ukuran jelai (kira-kira
duabelas setengah gantang). Ada lagi sebagian dari biaya itu yang dibayar
dengan sekantong anggur. Dari informasi yang rinci seperti ini ada satu hal
yang bisa kita simpulkan tentang Hosea, yaitu bahwa Hosea saat itu tidak
memiliki dana tunai yang memadai untuk membayar seluruh harga itu dengan
sejumlah uang (perak). Itu sebabnya ada sebagian dari dana tersebut yang harus
ia bayar dengan barang (materia) yang
kiranya tersedia cukup banyak padanya, yaitu jelai dan anggur. Dari fakta itu
mungkin kita bisa mengatakan bahwa Hosea adalah petani kecil walaupun belum
tentu miskin.
Selain berprofesi sebagai petani kecil, ada juga pakar
biblika yang menduga bahwa boleh jadi Hosea adalah anggota kelompok para Imam
dari suku Levi. Inilah usulan yang diberikan Hans Dieter Wolff (Lihat Hosea, Hermeneia, Philadelphia:
Fortress, 1974. Aslinya buku ini diterbitkan dalam Bahasa Jerman, tahun 1965;
ini sebuah buku tua, tetapi tetap mengandung beberapa informasi penting dan
berharga tentang Hosea). Bagi saya ini juga adalah informasi yang penting dan
menarik untuk dicermati lebih lanjut. Umum diketahui bahwa kelompok imam ini
hidup terpencar-pencar dalam beberapa kota kecil di bagian utara masa itu.
Informasi tentang latar belakang Hosea yang berasal dari Keluarga imam, akan
didalami lebih lanjut dalam tulisan yang akan datang. (Bersambung).
No comments:
Post a Comment