Monday, July 18, 2011

MENGENANG SANTO BONAVENTURA

Oleh: Fransiskus Borgias M.

Tanggal 15 Juli adalah Pesta Santo Bonaventura. Ia adalah orang besar dalam sejarah gereja, dalam sejarah pemikiran Kristiani (baik itu filsafat maupun teologi), dalam sejarah pemikiran abad pertengahan, dan khususnya dalam sejarah hidup ordo Fransiskan. Ada banyak aspek yang bisa ditulis tentang beliau karena memang beliau adalah orang yang hidupnya sangat kaya dan mendalam. Dalam tulisan singkat dan sederhana ini saya hanya akan mencoba melihat dan mengangkat beberapa aspek sederhana saja dari hidup beliau.

Pertama, sebagai penasihat hidup rohani Bonaventura terkenal dengan pelbagai nasihat-nasihat rohaninya bagi para suster: Admonitio ad Sorores. Ia juga terkenal karena pelbagai macam nasihat rohaninya pada umumnya yang terkumpul dalam sebuah serial kumpulan yang juga terkenal Speculum Perfectionis (Cermin Kesempurnaan). Kalau saya tidak salah ingat, kedua karya ini (terutama yang terakhir) sudah pernah diupayakan terjemahannya oleh para Saudara Dina Cicurug di bawah Komando pater Cletus Groenen OFM.

Kedua, dalam bidang pemikiran filsafat dan teologi, Bonaventura terkenal dengan kata kunci exemplasimenya itu, yang ia bentangkan dengan mantap dan mendalam dalam buku kecil-mungilnya yang juga sangat terkenal Itinerarium Mentis in Deum, atau Mind’s Journey to God (Perjalanan Jiwa Menuju Allah). Karena buku kecil-mungil inilah, Bonaventura, oleh banyak pemikir moden (antara lain seperti Zachary Hayes OFM), dipandang sebagai salah satu filsuf alam (filsuf ekologi) yang besar. Itulah sebabnya ketika dipercayai mengampu Mata Kuliah Filsafat Abad Pertengahan di Fakultas Filsafat UNPAR beberapa tahun silam, saya selalu mengangkat sosok dan pemikiran tokoh agung ini. Dan Puji Tuhan, cukup banyak mahasiswa saya yang selalu ingat akan uraian saya tentang Bonaventura ini. Saya juga harus secara jujur mengakui bahwa orang paling pertama yang memperkenalkan pemikiran mistik-kosmik Bonaventure kepada saya ialah Pater Vincente Kunrath OFM. Saat itu saya masih ingat dengan sangat baik; beliau adalah magister kami di postulat OFM Pagal. Ia sudah memberi kami kuliah tentang Bonaventura di Postulan itu; kemudian saya mendengar bahwa banyak orang mengeritik dia saat itu, tetapi jika ia tidak memberi kuliah itu di postulan, dapat dipastikan bahwa kami tidak dapat apa-apa juga sesudahnya juga dari dan oleh para pengeritiknya itu.

Ada satu hal lagi yang penting sehubungan dengan tokoh Bonaventura ini. Bona adalah tokoh besar dan tokoh pembaharu penting dalam sejarah ordo Fransiskan. Sedemikian besarnya peran Bonaventura dalam gerakpembaharuan ordo, sampai-sampai orang sulit membedakan dua hal ini dalam diri beliau: Bonaventure is the SECOND FOUNDER of the Order dan ungkapan yang lain, Bonaventure is the FOUNDER OF THE SECOND order. Ini adalah dua aliran pemikiran historis yang masing-masingnya juga mempunyai para pendukung dan garis argumentasi yang sangat kuat. Menurut yang pertama, Bonabentura tidak mendirikan ordo baru sama sekali. Ordonya tetap sama, ia hanya mengadakan pembaharuan saja. Bonaventura hanya melakukan pembaharuan ordo lama saja, walau ia membaharuinya secara sangat radikal sehingga terkesan seakan-akan sesuatu yang baru dan lain sama sekali. Menurut yang kedua, Bonaventura mendirikan ordo baru sama sekali yang tidak ada kaitan historis apa pun dengan ordo yang dirintis dan didirikan oleh Fransiskus dari Asisi. Seakan-akan ada loncaran historis-dialektis yang besar antara apa yang dimulai Fransiskus, dan apa yang dimulai oleh Bonaventura.

Saya sendiri memang bukan seorang sejarawan profesional, tetapi saya sangat mencintai disiplin ilmu sejarah. Atas dasar kecintaan itulah saya berpendapat bahwa Bonaventure is the second founder of the order, and not the founder of the second order at all. Mengapa saya berani mengatakan demikian? Apa yang menjadi dasar pemikiran saya? Menurut hemat saya, ada cukup banyak petunjuk bukti yang mendorong saya ke arah simpulan seperti itu. Pertama, Bonaventura adalah seorang yang sangat mengagumi santo Fransiskus dari Asisi. Ia menjadikan Fransiskus sebagai model hidupnya. Bahkan kita juga tahu bahwa hidup Bonaventura pada masa kecilnya sangat tergantung pada mukjizat yang terjadi dengan pengantaraan Fransiskus Asisi ini. Hal itu dapat kita baca dalam riwayat hidup Bonaventura. Jadi, kita dapat membayangkan betapa dekatnya relasi rohani antara Bonaventura dan Fransiskus Asisi. Kedua, karena cinta, hormat, dan kagumnya akan Fransiskus, maka Bonaventura ketika sudah menjadi anggota ordo sebagai intelektual terkenal, menulis dua riwayat hidup standar dan resmi dari Fransiskus dari Asisi. Kedua buku itu ialah Legenda Major dan Legenda Minor. Keduanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Pater Wahyo OFM.

Ketiga, dan ini yang terpenting bagi saya. Konon ketika akan menjabat sebagai pejabat penting dan tinggi dalam ordo, Bonaventura dengan sengaja dan sadar menyediakan waktu untuk pergi bertapa di La Verna. Apa arti penting dari tindakan ini? La Verna adalah tempat sangat istimewa bagi Fransiskus Asisi. Itulah tempat retret tahunan bagi dia. Di sanalah ia mendapat stigmata yang terkenal itu. Dalam pembacaan saya, Bonaventura yang akan menjadi pemimpin pembaharu Ordo, seakan-akan mau melandasi kepemimpinan dan semangat pembaharuan itu pada sumber hiduprohani sang pendiri awal sendiri yakni La Verna. Jadi, Bonaventura mengadakan pembaharuan dengan menukik lagi ke tradisi awal, kembali ke akar, kembali ke radix, ke pengalaman dasar, foundational experience, ke root metaphor. Bonaventura melakukan gerak yang sangat populer dalam Konsili Vatikan II, ad fontes itu, kembali ke sumber-sumber asali. Dan hasilnya kita semua tahu: Bonaventura mampu membaharui ordo sehingga menjadi ordo yang baru dan kuat yang mampu menghadapi terpaan jaman, para bidaah, maupuan para pesaing dalam gereja sendiri, termasuk para imam diosesan yang pada jaman Bonaventura sempat membidaahkan hidup miskin itu sendiri. Dan Bonaventura tampil sebagai pembela hidup kemiskinan itu sebagai vita evangelica dan vita apostolica sejati.

Selamat pesta Bonaventura. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat.

Fransiskus Borgias M.
Yogya, 13 Juli 2011.

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...