Thursday, September 16, 2010

MENDALAMI DAN MEMAHAMI MAZMUR 76

Oleh: Fransiskus Borgias M
Lay Theologian, Dosen dan Peneliti GESER INSTITUE dan CCRS
Center for Cultural and Religious Studies FF-UNPAR Bandung
Ph.D Student, ICRS-Yogya


Judul mazmur ini dalam Alkitab ialah “Allah, Hakim segala bangsa.” Mazmur ini cukup singkat, hanya 13 ayat. Untuk menikmati dan memahaminya dengan baik, saya membagi Mazmur ini dalam dua bagian. Bgn I: ay 1-11. Bgn II: ay 12-13. Kita coba memahami Mazmur ini bagian demi bagian dengan menelusuri isi masing-masing bagian itu.

Ada beberapa hal penting yang dikemukakan dalam Bgn I. Mazmur ini dimulai dengan sebuah pernyataan teologis bahwa nama Allah sudah terkenal di Israel dan Yehuda (ay 2). Itu karena Allah bertahta di sana (ay 3). Tidak hanya berdiam di sana, melainkan Ia juga bertindak atau melakukan sesuatu di sana. Dalam ay 4 disebutkan tindakan kepahlawanan Allah: penghancuran alat perang. Berkat tindakan heroik itu, Allah menjadi mulia dan cemerlang (ay 5). Di hadapan Allah yang maha perkasa itu, kekuatan manusia tidak ada artinya lagi (ay 6). Tidak hanya itu. Pasukan berkuda juga menjadi tidak berdaya (ay 7). Sekilas kedua ayat ini mengingatkan kita akan peristiwa yang terjadi dalam penyeberangan laut Teberau itu, ketika pasukan panah dan pasukan kuda Mesir yang mengejar Israel sampai ke tepi Laut, tiba-tiba ketakutan ketika mereka sadar bahwa Tuhan berperang di pihak Israel melawan mereka. Boleh jadi pemazmur memang terkenang akan tindakan Allah dalam peristiwa sejarah di masa silam itu, dan tetap yakin bahwa Allah seperti itu masih akan bertindak juga sekarang dan di sini.

Lalu muncul ungkapan kesadaran akan kedahsyatan dan kemahakuasaan Allah (ay 8). Di hadapan Allah, apalagi yang sedang murka, tidak ada manusia yang dapat bertahan. Bumi sekalipun bahkan menjadi takut dan tertegun saat mendengar keputusan Allah yang diwartakan dari langit (ay 9), saat Allah bangkit melakukan penghakiman dan penghukuman atas bumi (ay 10). Di akhir ay 10 kita temukan sebuah unsur baru yaitu, tindakan Allah itu dimaksudkan untuk menyelamatkan semua orang yang tertindas di bumi ini. Ini sangat menarik, karena tindakan dan perbuatan Allah diberi ciri penyelamatan (konstruktif), tidak hanya ciri penghancuran (destruktif) belaka. Dari untaian ayat-ayat ini, kiranya ay 11-lah yang paling susah dipahami. Di sini memang muncul sebuah paradox antara apa yang terjadi dalam hati manusia, dan bagaimana Allah mensikapi hal tersebut. Paradox itu ada pada kedua bagian dari ay 11 tersebut, hanya saya merasa sukar dijelaskan. Ini menjadi ayat misteri Mazmur ini. Saya cenderung membiarkannya tetap menjadi misteri saja. Mungkin karena itu adalah bagian utuh dari tindakan dan karya Allah yang jauh melampaui daya tangkap pemahaman manusia.

Akhirnya, kita sampai pada Bgn II mazmur ini. Di sini ada seruan atau ajakan bahkan perintah untuk melunasi nazar. Nazar adalah sumpah atau janji bersyarat kepada Tuhan ketika seseorang melakukan permohonan kepada Tuhan, yang harus ditepati jika permohonan itu sudah terjadi atau dikabulkan. Tuhan yang bertindak dalam sejarah, harus dipuji dan dimuliakan. Dalam konteks ini Ia dimuliakan dengan pujian dan persembahan yang dikaitkan dengan nazar (ay 12). Sekali lagi, semuanya ini dilakukan karena Allah melakukan karya-karya agung dan ajaib dalam sejarah bagi umat manusia. Ia menjadi sumber ketakutan dan kegentaran bagi orang-orang yang berkuasa dan kuat, yang biasanya karena kekuasaan dan kekuatannya menjadi sombong dan angkuh. Tetapi di hadapan Tuhan, semuanya itu menjadi tidak berarti apa-apa lagi, karena Allah adalah Hakim segala bangsa.

Bandung, 14 September 2010
Pesta Stigmata St.Fransiskus Asisi dan Pesta Salib Suci

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...