Sunday, October 26, 2008

MEMAHAMI DAN MENIKMATI MAZMUR 3

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

Ketika membaca tulisan ini, sebaiknya Anda membaca terlebih dahulu Mazmur 2 dalam suasana hening dan doa, agar bisa menangkap pesan rohani Mazmur ini.

Menurut judulnya, Mazmur ini dikatakan sebagai Mazmur Daud. Konon raja Daud menyusun Mazmur ini ketika ia sedang berusaha menghindari anaknya sendiri, Absalom, yang memberontak, mengadakan makar (ay 1; bdk.2Sam.15-19). Tetapi berdasarkan isi objektif dari Mazmur ini, pasti kita tidak dapat membenarkan ataupun membuktikan hal-hal yang dikatakan di atas mengenai konteks historis penyusunan mazmur ini. Tetapi sebaliknya juga, kita tidak dapat menyalahkannya, atau tidak dapat mengatakan bahwa pernyataan itu memang salah. Sebab judul dalam ayat 1 itu pasti ditulis di kemudian hari oleh seorang redaktor atau editor. Bahkan judul yang dapat kita baca dalam Alkitab kita terbaca bagaimana mazmur ini harus dipakai: Yaitu sebagai Nyanyian pagi dalam menghadapi musuh. Musuh tidak usah harus berarti manusia yang melawan kita. Musuh juga berarti masalah atau kesulitan hidup yang membuat pikiran kita menjadi sangat pusing dan mabuk. Dalam konteks seperti itu, mazmur ini dapat berperan atau dipakai.

Berdasarkan isinya, paling banter ada beberapa hal yang dapat dikatakan tentang mazmur itu, yakni bahwa tampaknya mazmur ini adalah doa seorang raja yang sedang dilanda rasa putus asa yang teramat hebat, karena ia sedang menghadapi satu masalah yang sangat berat yang ditimbulkan oleh para lawan atau musuhnya (ay 1-3). Tetapi di hadapan “masalah” besar itu, si pemazmur hanya berharap pada Allah saja (4-5). Karena percaya dan mengandalkan Allah saja, maka si pemazmur dapat tidur dengan tenang; tidur dengan tenang adalah simbol hidup sentosa; orang yang beriman tidak dilanda insomnia (6-7). Akhirnya, atas dasar iman dan kepercayaan akan Allah itu, maka si pemazmur dapat berseru kepada Allah senantiasa untuk bangkit menolongnya, sebab ia yakin, dari TUHAN datang pertolongan. BerkatMu atas umatMu! (8-9).

Kita juga tidak dapat memastikan apakah yang menuturkan mazmur ini (atau mengucapkan mazmur ini sebagai doa) adalah seorang individu, sebagaimana diduga oleh sementara para ahli (terutama oleh orang seperti Herman Gunkel), ataukah individu itu adalah orang yang membayangkan diri sebagai seorang raja sebagaimana diduga atau dipostulasikan oleh sementara para ahli lain (terutama oleh orang seperti Kraus).

Tetapi yang jelas kiranya mazmur ini berasal dari kalangan dan konteks perayaan ritual kerajaan, atau paling tidak dari konteks upacara-upara keagamaan istana. Di sana ada ide besar yaitu ide peperangan Yahweh melawan musuh-musuhNya. Ide ini kiranya yang menjadi bingkai konteks dari seluruh sejarah keselamatan. Dan hal itu adalah sesuatu yang penting untuk dapat memahami dengan benar akan situasi khusus dalam mana para penyembah atau pemakai mazmur ini berada.

Ada beberapa pesan penting yang dapat direnungkan lebih lanjut. Pertama, hidup yang mengandalkan Allah seluruhnya, pastilah menenangkan dan menyenangkan. Kedua, orang beriman yakin dan percaya bahwa hanya dari Allah saja ada pertolongan. Ketiga, biar ada musuh, kalau Allah di pihak kita, kita tidak usah takut atau gentar. Keempat, dalam Tuhan saja, kita dapat tenteram, dapat tidur dengan nyaman. Tidak insomnia.


No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...