Monday, May 26, 2008

Ensiklik Trinitas Yohanes Paulus II

Oleh: Fransiskus Borgias M.

Setelah dikilas balik, barulah saya menyadari bahwa ternyata tiga ensiklik pertama dari Paus Yohanes Paulus II adalah ensiklik Trinitas, karena ketiga ensiklik itu berbicara tentang ketiga pribadi agung di dalam misteri Trinitas itu sendiri.

Ensiklik yang pertama adalah Redemptor Hominis (Sang Penebus Manusia, 1979). Ensiklik ini berbicara tentang Kristus, karena penebus manusia itu tidak lain adalah Kristus. Dalam keyakinan iman Kristiani, Allah menyelamatkan umat manusia dalam dan melalui Yesus Kristus PuteraNya.

Ensiklik yang kedua ialah Dives in misericordia (1981). Kalau diterjemahkan dengan sangat bebas maka artinya ialah: menyelam dalam samudera kasih Allah. Ensiklik ini berbicara tentang Bapa yang mahakasih, yang kasihnya sangat besar dan dalam sampai ia mengutus puteraNya ke dunia untuk menebus kita, demi keselamatan kita (Yoh.3:16). Kasih Allah itu adalah laksana samudera raya dalam mana kita dapat menyelam dan berenang dengan penuh sukacita kehidupan. Kasih Allah itu diwartakan paling kentara dalam Injil Lukas. Itu sebabnya Paus Yohanes Paulus II sangat suka akan perumpamaan tentang Bapa yang penuh kasih dalam injil Lukas itu, yang dengan sabar menantikan kembalinya si anak hilang itu.

Ensiklik yang ketiga ialah Dominum et vivificantem (1986). Ensiklik ini berbicara tentang Roh Kudus, yang dalam Credo Nicea-Constantinopolis (381) dinyatakan sbb: Credo in Spiritum Sanctum Dominum et vivificantem. Alias, Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan. Judul ensiklik ini memang diambil dari penggalan Credo itu. Ya, Roh Kudus adalah Tuhan yang memberi daya hidup, yang menghembuskan daya roh pembaharu.

Setelah dikilas balik dengan cara seperti ini, tampak sangat jelas bahwa Kristologi dibentangkan oleh Yohanes Paulus II dalam bingkai konteks Trinitas. Atau Trinitas dibentangkan dengan bertitik tolak dari Kristologi. Hal itu tidaklah sangat mengherankan karena kita mengenal Bapa dalam dan karena Putera, dan Bapa serta Putera itu mengutus Roh Kudus. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma Paulus mengatakan sbb: Cinta kasih Allah sudah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Ilahi sumber cinta kasih yang dianugerahkan bagi kita (bdk.Rm.5:5). Sebuah lagu tradisional mengatakan sbb: berkat nama Yesus kita dapat mengenal Bapa, karena Yesus secara sangat intens mewartakan pengalaman Abba itu.

Dan berkat Roh Kudus itu kita dapat ikut ambil bagian dalam misteri hidup keilahian. Secara khusus berkat Roh Kudus kita mampu berseru kepada Bapa dengan sebuah sapaan kasih mesra, ya Abba, ya Bapa (Rm.8:15). Bahkan dalam situasi malam kegelapan rohani (istilah dari mistikus Yohanes dari Salib), di mana doa terasa sangat sulit, kering, dan bahkan kita juga merasa tidak tahu lagi bagaimana cara berdoa, dikatakan bahwa Roh Kudus itulah yang berdoa bagi kita dengan gumaman-gumaman yang tiada terpahami, yang tiada terucap (Rm.8:26). Ya kita hidup, berada, dan bergerak dalam samudera kasih ilahi Trinitas itu.

Bandung, 22 Mei 2008.

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...