Oleh: Fransiskus Borgias M.
Malam ini (tanggal 14 Mei kemarin), kami berdoa Rosario "Laudato Si" Hari Keempatbelas. Kami memilih peristiwa Cahaya. Gambar-gambar ilustrasi yang ada dalam buku panduan doa rosario itu bagus-bagus. Salah satunya ialah gambar yang saya tampilkan dalam status saya di bawah ini. Dalam gambar itu, tampak ada dua tangan. Tangan yang dari sebelah kiri sedang memegang bola bumi. Sedangkan tangan yang sebelah kanan, tampak sedikit lebih kecil dari tangan yang di sebelah kiri tadi, sedang siap untuk menerima bola bumi yang tampaknya seperti akan diserahkan kepada si pemilik tangan itu di sebelah kanan.
Ketika saya melihat gambar ini, maka pemikiran spontan yang muncul dalam diri saya ialah bahwa gambar itu mau memberi pesan kepada kita semua agar kita yang dari generasi sekarang ini, mempunyai kewajiban moral-etis untuk mewariskan sebuah ibu-bumi yang lebih baik dari bumi yang telah kita diami selama ini. Bahkan kalau bisa, bumi yang kita wariskan itu adalah bumi yang lebih hijau, hijau dengan hutan-hutan. Sebab hutan itu adalah sumber kehidupan. Hutan adalah menjadi sumber oksigen yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup yang lain.
Oleh karena itu, cara dan sikap hidup sekarang ini haruslah sedemikian rupa sehingga apa pun yang kita lakukan terhadap ibu bumi ini, harus kita lakukan dengan memperhitungkan generasi yang akan datang. Kita yang sekarang ini bukanlah penghuni satu-satunya bagi bumi ini. Melainkan sesudah kita masih akan ada generasi-generasi yang lain. Jangan sampai kita mewariskan bumi yang sudah rusak, bumi yang sudah berantakan kepada anak cucu kita. Sebab jika hal itu yang terjadi, maka kita akan dicerca dan dicaci-maki oleh anak cucu kita.
Ketika saya menulis tentang hal ini saya selalu teringat akan sebuah poster lingkungan hidup pada awal tahun 80an dulu. Poster itu berukuran sedang. Tampak gambar pohon-pohon yang meranggas, tidak ada lagi dedaunan yang rimbun. Sementara itu tanah di bawah pohon itu kering kerontang, sehingga terbelah semuanya. Seperti rawa-rawa yang mengering, maka tanah yang tadinya berair akan menjadi terbelah. Retak. Dan hal terpenting yang ingin saya kutip ialah pesan yang ada di bagian bawah dari poster itu. BUMI INI BUKANLAH WARISAN DARI NENEK MOYANG KITA. MELAINKAN PINJAMAN DARI ANAK CUCU KITA.
Karena itu tanggung jawab kita terhadap bumi ini adalah tanggung jawab ke masa depan. Kita harus mempertanggungjawabkan keadaan bumi ini kepada generasi yang akan datang. Semoga ini menjadi sebuah penyadaran yang maha penting bagi kita semua. Amin.
canticum solis adalah blogspot saya untuk pendalaman dan diskusi soal-soal filosofis, teologis, spiritualitas dan yang terkait. Kalau berkenan mohon menulis kesan atau komentar anda di bagian akhir dari artikel yang anda baca. Terima kasih... canticum solis is my blog in which I write the topics on philosophy, theology, spiritual life. If you don't mind, please give your comment or opinion at the end of any article you read. thanks a lot.....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
PEDENG JEREK WAE SUSU
Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari Puncak perayaan penti adala...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm) Mazmur ini termasuk cukup panjang, yaitu terdiri atas 22 ayat, mengikuti 22 abjad Ib...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M. Judul Mazmur ini dalam Alkitab ialah Doa mohon Israel dipulihkan. Judul itu mengandaikan bahwa keadaan Israe...
-
Oleh: Fransiskus Borgias M. Sebagai manusia yang beriman (percaya), kiranya kita semua sungguh-sungguh yakin dan percaya bahwa Tuhan itu...
No comments:
Post a Comment