Saturday, January 28, 2012

MENIKMATI MAZMUR 80

Oleh: Fransiskus Borgias M.

Judul Mazmur ini dalam Kitab Suci kita ialah “Doa untuk keselamatan Israel.” Mazmur ini terdiri atas 20 ayat. Untk dapat memahaminya saya mencoba membaginya dalam beberapa unit kecil. Unit I mencakup ayat 1-4, Unit II: ayat 5-8; Unit III: ay.9-20 (bagian ini masih bisa dirinci lebih lanjut lagi sbb: 9-12, 13-14, 15-20).

Dalam unit I ada doa kepada Allah yang di sini dijuluki sebagai gembala Israel (ayat 1). Hal ini tentu saja langsung mengingatkan kita akan mazmur lain tentang Tuhan sebagai Gembala itu (Mazmur 23). Sebagai gembala Ia telah menuntun Yusuf (yang dibuang ke Mesir tetapi di sana ia justru berhasil menjadi penguasa besar negeri itu). Di sini Allah juga diyakini sebagai Allah yang bertahta di atas para malaekat. Dia diharapkan untuk tampil bersinar (ayat 2) dan menunjukkan keperkasaanNya untuk menyelamatkan umat (ayat 3). Sekali lagi dalam ayat 4, ada permohonan agar sinar wajah Allah itu terpancar, dan hal itu akan mendatangkan efek shalom bagi umat.

Unit II berbicara tentang nasib yang dialami umat. Rupanya doa yang dipanjatkan dalam Unit I, tidak segera dikabulkan. Itulah sebabnya dalam ayat 5 dimulai dengan sebuah pertanyaan: berapa lagi lagi....etc. Murka Allah menyebabkan umat menderita, walau mereka sudah berdoa. Itu sebabnya umat menangis dan meratap; hal itu diungkapkan secara hiperbol bahwa air mata itu menjadi makanan dan minuman karena sedemikian banyaknya ia mengalir dan menetes. Kesedihan itu adalah pengalaman internal umat; masih ada segi external dari nasib tragis itu: mereka menjadi bahan olokan bangsa lain, mereka menjadi percederaan para tetangga; mereka menjadi tertawaan orang lain. Oleh karena itu, unit ini lagi-lagi diakhiri dengan sebuah doa, memohon agar sinar Allah yang terpancar yang diharapkan bisa mendatangkan efek shalom juga. Kegelapan mematikan. Hanya cahaya (sinar, terang) yang bisa menghidupkan.

Dalam unit III, dimulai dengan penelusuran historis tentang pemeliharaan dan penyelenggaraan Allah atas Israel. Titik awal sejarah yang ditelusuri di sini dimulai dengan titik awal di Mesir. Israel diibaratkan sebagai pokok anggur yang diambil Allah sendiri dari negeri Mesir, lalu ditanam di Tanah Terjanji setelah Allah menghalau bangsa-bangsa (ayat 9; di sini kiranya ada alusi samar-samar tentang sejarah penaklukan negeri Palestina yang dikisahkan secara rinci dalam Kitab Keluaran dan Yosua). Setelah ditanam, pokok anggur itu berurat-berakar dan berkembang mekar (ayat 10). Pokok anggur itu tumbuh sedemikian subur dan rindangnya sampai bisa melindungi gunung-gunung dan pohon-pohon aras Allah (ayat 11). Jelas ini adalah sebuah ibarat hiperbolistik mengenai pertumbuhan umat Israel setelah mereka mulai bisa menduduki dan menetap di Tanah Kanaan. Anggur itu menjalar dan merambat ke mana-mana sampai ke laut (ke arah Barat), dan Eufrat (ke arah Timur) (ayat 12). Tema ibarat kebun anggur ini juga dapat kita temukan dalam kitab nabi Yesaya (5). Di sana pun Israel diibaratkan sebagai kebun anggur istimewa Allah, walau nasibnya juga tragis dan menyedihkan.

Kemudian menyusul nasib tragis yang menimpa kebun anggur itu. Dikatakan bahwa temboknya diruntuhkan Allah sehingga buahnya dipetik oleh setiap orang, digerogoti babi hutan, dan dimakan oleh binatang-binatang di padang. Lalu muncullah permohonan agar Allah sudi berbelas kasih lagi kepada pokok yang telah ditanamNya dengan tanganNya sendiri (ay.15-16). Diharapkan agar orang-orang yang selama ini telah membakar kebun anggur itu binasa oleh murka Allah (ay 17). Pemazmur berharap agar Allah sudi melindungi umat pilihan-Nya (ay.18). Jika semua itu terjadi maka mereka berjanji untuk hidup setia lagi pada hukum-hukum Allah. Jika mereka hidup, mereka akan memuliakan namaAllah (ay.19).

Mazmur ini ditutup dengan sebuah doa permohonan yang mengandung nada-nada pengharapan, yang diulang sebanyak tiga kali dalam seluruh bentangan mazmur ini sebagai semacam ayat ulangan atau refrein: “Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat” (ay.20, bdk.ay.4 dan 8).

No comments:

PEDENG JEREK WAE SUSU

Oleh: Fransiskus Borgias Dosen dan Peneliti Senior pada FF-UNPAR Bandung. Menyongsong Mentari Dengan Tari  Puncak perayaan penti adala...